Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mengajak mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) untuk memerangi hoax (kabar bohong) di media sosial. Hoax tidak sesuai dengan martabat orang Minang.
"Mahasiswa agar memerangi hoax dan mengembalikan martabat orang Minang yang tidak melakukan fitnah dan mengkerdilkan orang," katanya kepada media usai berbicara dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR dan dialog nasional bertema "Pemilu 2019 yang Aman, Tertib, dan Damai" di Padang, Sabtu (23/2/2019). Sosialisasi dan dialog nasional ini merupakan kerjasama UNP dan Gebu Minang Sumatera Barat diikuti ratusan mahasiswa UNP dari jalur Bidik Misi yang memenuhi Auditorium Kampus UNP.
Oesman Sapta menjelaskan keluarga besar orang Minang tidak suka memfitnah dan mengeluarkan ujaran kebencian. Orang Minang selalu menghargai orang lain. Karena itu orang Minang harus kembali ke martabat asli. "Orang Minang bersatu dan kembali seutuhnya ke martabat Minang," ujarnya.
"Sehingga jangan sampai ada hoax di sini. Ini telah disadari masyarakat Minang dan tadi mahasiswa menyatakan siap memerangi hoax," sambung pria yang akrab disapa OSO ini.
Sebelumnya, dalam sosialisasi Empat Pilar MPR, Oesman Sapta mengungkapkan sudah empat kali datang ke UNP. Salah satu alasan untuk kembali bertemu mahasiswa UNP adalah adanya kekhawatiran terhadap merebaknya fitnah dan hoax di Sumbar yang dapat merusak persatuan anak bangsa. "Karena ada kekhawatiran terhadap fitnah yang merusak persatuan anak bangsa maka saya datang lagi ke UNP untuk keempat kalinya," sebut OSO.
Karena itu dia mengapresiasi kegiatan sosialisasi dan dialog nasional yang diprakarsai Gebu Minang Sumatera Barat dan UNP ini. OSO meyakini mahasiswa peserta sosialisasi ini tidak terpengaruh dengan hoax dan bisa memerangi hoax. "Karena yang dikumpulkan Gebu Minang ini adalah mahasiswa yang cerdas, jujur dan bermartabat sehingga tidak terpengaruh hoax," ucapnya.
Sebelumnya Rektor UNP Prof H. Ganefri, Ph.D, mengungkapkan kegiatan sosialisasi dan dialog nasional ini digelar karena melihat kondisi Sumbar yang memprihatinkan. "Banyak isu di media (sosial) yang berpotensi memecahbelah anak bangsa dan berbenturan sesama anak bangsa," sebutnya.
Menurut Ganefri, kemajuan informasi dan teknologi telah mempengaruhi kehidupan masyarakat. Begitu pula kemajuan informasi dan teknologi di Sumbar termasuk media sosial. "Karena itu mahasiswa harus bisa menyaring informasi di media sosial," ucapnya. (*)