"Ada yang mengaku saya Pancasila tetapi perilakunya tidak pancasilais,” ungkapnya.
Tantangan seperti inilah menurut HNW perlu dijawab oleh semua.
Meski dalam kesempatan tersebut pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu meluruskan tuduhan yang tidak tepat yang diarahkan kepada ulama dan ummat Islam namun dirinya juga mengakui ada sebagaian ummat yang suka membidahkan dan mengkafirkan.
“Demokrasi disebut bidah,” paparnya.
Anggapan demokrasi, sekolah, radio, televisi, dan sesuatu yang tidak ada pada jaman Nabi disebut sebagai bidah ditepis oleh HNW.
“Demokrasi, sekolah, dan lainnya adalah wasilah, sebagai sarana. Dengan menggunakan wasilah, kita bisa membuat kemaslahatan ummat,” ujarnya.
Dengan menampilkan kemaslahatan maka akan menjauhkan hal-hal yang merugikan. (*)