News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Heboh Anggaran Lem Aibon Rp 82,8 M: Pembelaan Anies Baswedan hingga Ahok Sebut Anies Terlalu Pintar

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Akhir-akhir ini viral anggaran lem aibon mencapai Rp 82,8 miliar. KPK pun memberikan tanggapan hingga Anies Baswedan menyalahkan sistem e-budgeting.

Dikutip dari Tribun Jakarta, Anies mengatakan sistem e-budgetting masih memiliki banyak kelemahan.

"Ini ada problem sistem, yaitu sistem digital tetapi tidak smart. Kalau smart system, dia bisa melakukan pengecekan dan verifikasi," kata Anies, Rabu.

"Ini sistem digital tapi masih mengandalkan manual sehingga kalau ada kegiatan-kegiatan ketika menyusun RKPD di situ diturunkan bentuk kegiatannya," lanjutnya.

Baca: Pemprov DKI Jakarta Umumkan UMP 1 November

Baca: 5 Anggaran Kontroversial DKI Jakarta, Lem Aibon, Pohon Plastik Hingga Instalasi Bambu, Twitter Ramai

Saat ini, Anies mengaku tengah mengupayakan perbaikan sistem lebih canggih.

Anies menargetkan sistem baru ini sudah bisa digunakan tahun depan menggantikan e-Budgeting.

"Sekarang (sistem e-Budgeting) baru mau diperbaiki, sekarang manual. Mudah-mudahan tahun 2020 bisa digunakan," ujar Anies.

Tanggapan Ahok/ BTP

BTP alias Ahok, membantah pernyataan Anies Baswedan soal e-Budgeting warisannya. Selama Ahok memerintah, e-Budgeting berjalan lancar. (TRIBUNNEWS Dany Permana / KOMPAS.com Ghinan Salman)

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok BTP) menyebut, Gubernur DKI Anies Baswedan terlalu pintar.

Hal itu disampaikan Ahok saat ditanya soal pernyataan Anies soal e-budgeting Pemprov DKI saat ini yang tidak smart. E-budgeting tersebut adalah warisan era kepemimpinan Joko Widodo-Ahok.

"Aku sudah lupa definisi smart seperti apa, karena Pak Anies terlalu over smart," ujar Ahok saat dihubungi Kompas.com, Kamis (31/10/2019).

Ahok menjelaskan, sistem e-budgeting yang digunakan saat dia menjabat sebagai gubernur bisa mengetahui detail anggaran apa pun, seperti lem Aibon, pulpen, dan lainnya.

"Bisa tahu beli apa saja dari perencanaan awal sudah masuk dan sistem semua, tidak bisa asal masukkan," kata dia.

Sistem e-budgeting yang dia terapkan, lanjut Ahok, juga bisa mengetahui orang-orang yang memasukkan anggaran yang dinaikan (mark up).

"Kan sistem sudah di-input harga satuan barangnya, kecuali harga satuan semua diubah," ucap Ahok.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Ardito Ramadhan/Ihsanuddin/Jimmy Ramadhan Azhari/Cynthia Lova, TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini