TRIBUNNEWS.COM - Bertempat di Kecamatan Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (10/2/2021) puluhan warga mengikuti Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih popular disebut Empat Pilar MPR. Hadir dalam sosialisasi Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad dan Anggota DPD dari Jawa Barat Haji Asep Hidayat.
Di hadapan ratusan warga, Fadel Muhammad dalam sosialisasi menuturkan bila kita ingin membangun gedung atau rumah yang kuat maka diperlukan pondasi dan pilar-pilar yang kokoh. Hal demikian menurutnya sama bila kita ingin membangun negara dan bangsa yang kuat maka diperlukan pondasi dan pilar yang kokoh.
Indonesia dikatakan oleh pria yang pernah menjadi Gubernur Gorontalo dua periode itu dibangun dengan pondasi dan pilar yang kuat dan kokoh. Pondasi dan pilar yang menyokong bangsa Indonesia disebutkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Bukti dari kuatnya bangsa Indonesia dibangun dari pondasi dan pilar yang kokoh dikatakan oleh alumni ITB itu adalah meski bangsa ini terdiri dari beragam agama, suku, bahasa, golongan dan penduduk yang tersebar dari ribuan pulau mulai Sabang sampai Merauke, Talaud hingga Timor, namun kita tetap satu dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Saya dari Gorontalo, lama di Bandung, dan membangun industri di Bekasi namun tetap Indonesia. Ke manapun kita berada tetap Indonesia,” ujarnya.
Dirinya dalam kesempatan tersebut senang bisa bersilaturahmi dengan masyarakat Bekasi. Kehadiran dirinya di kota yang berada di timur Jakarta itu untuk mensosialisasikan Empat Pilar MPR.
“Ini merupakan tugas MPR. Empat Pilar harus terus dimantapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” tegasnya.
Banyak tantangan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, demikian diungkapkan oleh Fadel Muhammad. Saat ini dunia tengah dilanda pandemi Covid-19. Pandemi ini disebutkan meluluhlantakan berbagai sendi kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, pendidikan, pariwisata, serta sektor lainnya.
Dikatakan, beberapa hari lalu dirinya mengunjungi Jawa Tengah dan Yogyakarta. Ketika mengunjungi dua provinsi tersebut, ia merasa prihatin. Banyak aktivitas perekonomian masyarakat terhenti sehingga semua hidup dalam kesulitan.
“Sebab kita lebih mengutamakan kesehatan”, tuturnya.
Hal demikian membuat banyak masyarakat tidak melakukan aktivitas sebab untuk menerapkan protokol kesehatan.
Mandegnya aktivitas masyarakat dalam berbagai sektor menurut mantan politisi Partai Golkar itu, saat ini menjadi tantangan terbesar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Nah, bagaimana kita harus segera memulihkan sektor ekonomi, kesehatan, dan semua sektor yang ada,” tuturnya.
Bila semua sektor pulih, dengan cara vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan, maka hal yang demikian akan membuat rakyat bisa percaya diri ketika beraktivitas dalam kehidupan di masyarakat.
“Kita bisa percaya diri saat ke pasar dan ketika bertemu dengan pihak yang lain bila pandemi bisa diatasi,” paparnya.
Untuk itu Fadel Muhammad mendorong agar kita tidak ragu-ragu dalam program vaksinasi.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Perikanan dan Kelautan di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu menyampaikan tiga pesan kepada peserta sosialisasi. Tiga pesan itu adalah, masyarakat harus meningkatkan imun.
Untuk meningkatkan imun, diharapkan masyarakat mengkonsumsi atau makan sesuatu yang sehat-sehat dan bervitamin. Kemudian, dengan meningkatkan imun maka akan membuat tubuh menjadi membaik. Pesan ketiga adalah untuk tetap bersama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Menjaga Pancasila tetap sebagai ideologi bangsa, UUD NRI tetap sebagai konstitusi negara, menjaga wilayah dari Sabang sampai Merauke, serta menghargai keragaman yang ada,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Asep Hidayat mengatakan, para pendiri bangsa dalam menggagas berdirinya Indonesia paham bahwa negeri ini terdiri dari beragam suku, agama, bahasa, golongan dan ribuan pulau yang ada.
Untuk itu para pendiri bangsa berpikir konsep apa yang mau diterapkan agar negeri ini tetap utuh. Dari gagasan para pendiri bangsa itulah kemudian tercipta Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Keempat hal tersebut sebagai benteng agar bangsa ini tetap utuh,” tuturnya.