TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengajak seluruh jajaran pengurus dan kader Nahdlatul Ulama (NU) di semua tingkatan yang ada di DKI Jakarta untuk terus menghidupkan dan melestarikan kegiatan Lailatul Ijtima' yang menjadi tradisi warga NU setiap bulan.
Menurutnya, Lailatul Ijtima' merupakan tradisi yang sudah cukup lama dilakukan di kalangan NU. Para ulama NU terdahulu sengaja membuat forum Lilatul Ijtima' yang artinya pertemuan pada malam hari. Alasannya, malam merupakan waktu yang istimewa, terutama dalam menjalankan kegiatan-kegiatan spiritualitas.
"Peristiwa spiritual itu selalu terjadi pada malam hari. Peristiwa turunnya Alquran pada malam Lailatul Qadar. Begitu pula peristiwa Isra' Mikraj Nabi Muhammad SAW juga pada malam hari," tutur Gus Jazil saat menghadiri acara Lailatul Ijtima' yang digelar MWC NU Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis malam (18/3/2021).
Tidak hanya itu, kata Ketua Ikatan Keluarga Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta ini, di dalam ayat Suci Alquran lainnya, perintah untuk menjalankan Salat Tahajud juga pada malam hari.
Dalam QS Al Isro' disebutkan, "Dan pada sebagian malam, sembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."
"Maksudnya ada Lailatul Ijtima agar hendaknya kita menghidupkan malam dengan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah SAW, seperti membaca sholawat Nabi atau majelis ilmu. NU menghidupkan yang disebut dengan Lailatul Ijtima' itu agar malam itu menjadi tempat untuk memompa spiritualitas," tutur mantan ketua cabang Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII) Jakarta Selatan ini.
Saking pentingnya waktu malam hari, tutur Gus Jazil, ada surat dalam Alquran namanya Surat Al-lail. Dalam kesempatan itu, alumni Pondok Pesantren Ihyaul Ulum, Gresik, Jawa Timur ini juga mengajak jamaah Lailatul Ijtima' untuk membedah dan mengkaji bersama QS Al-lail.
"Jadi, Lailatul Ijtima itu adalah malam kita berkumpul untuk mendapatkan dan menghidupkan sunnah nabi, bertukar ilmu, menambah ilmu kita supaya kita lebih dekat kepada Rasulullah," urainya.
Sebelumnya, Gus Jazil juga cukup intens menjalin silaturahim ke seluruh Pengurus Cabang (PC) NU di DKI Jakarta. Dalam kesempatan itu, Gus Jazil juga menyampaikan niatnya untuk maju sebagai calon ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) yang akan digelar pada 2 April 2021 mendatang.
"Sebagai kader NU dari kecil, saya terpanggil untuk ikut mengabdi di NU DKI karena saya sejak kuliah aktif menjadi aktivis NU di PMII Jakarta Selatan. Saya berharap karena NU ini bukan organisasi politik maka pemilihan ketua PWNU nanti tidak dilakukan dengan cara-cara politik, tapi dipilih oleh para ulama karena NU ini jamiyah yang didirikan oleh para ulama. Kalau pemilihan ketua PWNU dilakukan dengan cara-cara politik, itu bisa rusak NU-nya," katanya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah MWC NU Tanah Abang Alit Kustizar mengajak jamah untuk ikut mendoakan agar hajat Gus Jazil untuk ikut membenahi NU di DKI Jakarta bisa terwujud. "Beliau ini Wakil Ketua MPR tapi mau turun ke (MWC NU) Tanah Abang. Alhamdulillah masih mau memperhatikan kita, mau silaturahim dengan kita semua," ujarnya.
Pertemuan dengan jajaran MWC NU Tanah Abang tersebut berlangsung dengan sangat sederhana di sebuah ruko yang sehari-hari digunakan sebagai tempat parkir umum. Kendati begitu, tidak sedikitpun mengurangi kekhidmatan acara Lailatul Ijtima'.
Dalam kesempatan itu, sejumlah pengurus ranting NU juga menyampaikan harapannya agar Gus jazil terus berkenan berkunjung ke jajaran NU di lapisan bawah. Bahkan, Ranting NU Kelurahan Petamburan pun langsung menyampaikan keinginannya agar Gus Jazil bersedia silaturahim. "Insyaallah, kalau waktunya pas, saya akan hadir," kata Gus Jazil.