TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) berhasil menyelesaikan masalah dualisme kepemimpinan Pengurus Provinsi (Pengprov) IMI Kalimantan Timur (Kaltim).
Setelah bertahun-tahun terjadi dualisme kepemimpinan Pengprov IMI Kaltim, dua pihak yang bertikai mencapai kata sepakat dan bisa disatukan kembali pada Sabtu malam (1/5/2021) kemarin.
"Alhamdulillah masalah dualisme kepemimpinan Pengprov IMI Kaltim yang sudah terjadi bertahun-tahun dapat diselesaikan. Pembenahan kedalam organisasi IMI menjadi salah satu prioritas program kerja diawal kepemimpinan saya sebagai Ketua Umum IMI," ujar Bamsoet di Jakarta, Minggu (2/5/2021).
Ketua DPR RI ke-20 ini menuturkan selama ini, kepengurusan IMI Kaltim dikendalikan dua versi organisasi. Pertama, Pengprov IMI Kaltim dengan Ketua Redy Asmara yang direkomendasikan oleh IMI Pusat. Kedua, Pengprov IMI Kaltim dengan Ketua Aminullah yang direkomendasikan KONI Kaltim.
"Difasilitasi Badan Pengawas IMI Pusat Kombes (Pol) Syamsul Bahri, Ketua Hubungan Antar Lembaga Elvis Junaedi serta Wakil Ketua Umum 2 KONI Kaltim Sumarlani, pihak Redy dan Aminullah sepakat menandatangani surat rekonsiliasi. Surat rekonsiliasi tersebut menyatakan kesepakatan kedua belah pihak dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa adanya unsur paksaan dari pihak mana pun juga, untuk memajukan IMI Kaltim bersama-sama," kata Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, dalam rekonsiliasi disepakati Redy memegang posisi Ketua Pengprov IMI Kaltim hingga dilaksanakannya Musyawarah Bersama untuk menuju Musyawarah Provinsi. Kedua belah juga pihak sepakat melakukan verifikasi keanggotaan IMI dari 10 Kabupaten/Kota dan klub-klub yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
"Sekarang yang dibicarakan penyatuan. Tidak perlu lagi bicara ke belakang. Ini semua demi kepentingan atlet. Kita harap IMI Kaltim solid bersama KONI Kaltim untuk membina dan mensupport atlet olahraga otomotif bertarung di PON Papua mendatang," pungkas Bamsoet. (*)