TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menekankan, sebagai salah satu ajaran Islam yang memiliki nilai kepedulian dan berbagi, wakaf tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan sosial. Melainkan juga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Sejarah mencatat, awal dari gerakan wakaf diperlihatkan masyarakat Aceh yang antusias mengumpulkan uang mencapai 130.000 straits dollar untuk membeli pesawat pertama kepresidenan, Seulawah RI-01. Sejarah juga mencatat bahwa lapisan emas Tugu Monumen Nasional (Monas), lingkaran Stadion Gelora Bung Karno, hingga bangunan utama Gedung DPR/MPR, tidak lepas dari gerakan wakaf," ujar Bamsoet usai menerima komunitas industri kreatif 7Elf Ocean dan Global Wakaf ACT, di Jakarta, Rabu (8/12/21).
Turut hadir dari 7Elf Ocean antara lain, Khadijah Ayrrizha Vebee, Hendro Kusumo Jati, Zehra, dan Daniel, Hadir pula Presiden Global Wakaf ACT Imam Akbari.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, dengan pemeluk Islam mencapai 200 juta lebih penduduk, Badan Wakaf Indonesia memproyeksikan potensi wakaf tunai di Indonesia mencapai Rp 180 triliun per tahun. Namun realisasinya masih minim, menurut perkiraan Majelis Ulama Indonesia (MUI), masih dibawah 10 persen.
"Membumikan wakaf melalui novel, seperti yang dilakukan Mahdavi dengan karya novel 'Hafidz', patut diapresiasi. Tidak sekadar menjadi novel pertama di Indonesia yang menceritakan secara khusus tentang wakaf, hasil penjualan novel ini juga diwakafkan melalui Global Wakaf ACT," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, sosok Hafidz sebagai pemeran utama dalam novel ini, merupakan role model bagi generasi muda. Sosok yang sangat representative untuk menjadi seorang leader, dengan ilmu pengetahuan, pribadi yang sholeh, serta berbakti kepada orang tuanya.
"Karenanya siapapun harus membeli dan membaca novel ini. Sehingga bisa terinspirasi untuk menjadi pribadi yang baik. Sekaligus terinspirasi untuk mendukung gerakan wakaf nasional sesuai kemampuan yang dimiliki," pungkas Bamsoet. (*)