TRIBUNNEWS.COM, BALI - Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo bersama CEO Pelindo Regional Bali-Nusa Tenggara Ali Sodikin sepakat bekerjasama mengembangkan Benoa Marina Bali menjadi pusat entertainment otomotif Bali dan tempat hangout atau nongkrong bareng para pelancong turis manca negara yang datang ke Bali menggunakan kapan pesiar.
Tempat tersebut akan diberi nama Black Stone Yacht Club Marina Benoa Bali. Memanfaatkan lahan parkir yang sangat luas menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas otomotif Bali, sekaligus juga tempat menyelenggarakan berbagai event otomotif dengan latar pemandangan laut dan kapal pesiar yang indah sekaligus tempat para turis dari manca negara yang datang menggunakan Yacht atau kapal pesiar nongkrong bareng.
"Sehingga bisa turut memberikan nilai tambah bagi kawasan pelabuhan Benoa yang sedang dikembangkan oleh Presiden Joko Widodo melalui konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH). Selain melibatkan komunitas otomotif, pengembangan pelabuhan Benoa juga harus melibatkan para pelaku UMKM Bali dari berbagai daerah. Karenanya, Pelindo Regional Bali-Nusa Tenggara juga harus memperbanyak ruang bagi UMKM menjajakan berbagai produknya disini," ujar Bamsoet usai meninjau kawasan pelabuhan Benoa, Bali, Kamis (23/12/21).
Turut hadir pengurus IMI Pusat, antara lain Badan Pengawas Brigjen Pol Syamsul Bahri, Ketua Komisi Wisata Roy Wicaksono, dan Komisi Sosial George Alexander. Hadir pula General Manager Pelabuhan Benoa Anak Agung Gde Agung Mataram.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III Bidang Hukum & Keamanan DPR RI ini juga mendorong agar berbagai pembangunan dalam penataan ulang pelabuhan Benoa dalam konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) bisa tetap menonjolkan kearifan lokal Bali, serta menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya. Sehingga para turis asing yang masuk ke Bali menggunakan kapal pesiar melalui pelabuhan Benoa, bisa langsung merasakan kehidupan asli masyarakat Bali yang lekat akan budaya dan tradisi.
"Pembangunan ditargetkan selesai pada pertengahan 2023. Sehingga nantinya kapal pesiar yang dapat bersandar di pelabuhan Benoa bukan hanya yang memiliki panjang maksimal 280 meter, melainkan juga bisa disandarkan oleh kapal pesiar dengan panjang maksimal mencapai 350 meter atau setara dengan kapal pengangkut 6.000 penumpang," tandas Bamsoet.
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia ini berharap pembangunan dapat on track, on budget, on time, dan on specification. Sehingga setelah selesai, bisa menjadikan kawasan pelabuhan Benoa menjadi pusat pariwisata maritim di Indonesia. Meningkatkan kunjungan wisatawan domestik ke Bali minimal sebanyak 427.723 orang dan wisatawan mancanegara minimal sebanyak 133.777 orang.
"Pelindo III Regional Bali Nusa Tenggara mencatat, pada tahun 2019 total ada 67 cruise yang bersandar di pelabuhan Benoa dengan total membawa 65.000 wisatawan. Rata-rata wisatawan hanya 8 jam saja bersandar disini, mengingat keterbatasan fasilitas sarana dan prasarana yang ada. Pengembangan pelabuhan Benoa melalui konsep BMTH dengan penyiapan fasilitas sarana dan prasarana yang semakin meningkat, harus bisa menggerakan para wisatawan agar semakin lama tinggal di Bali. Sehingga memberikan multiplier effect kepada masyarakat dan industri pariwisata di Bali," pungkas Bamsoet. (*)