TRIBUNNEWS.COM, BALI - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mendukung kiprah para pelaku UMKM kerajinan logam yang memproduksi berbagai patung dan aksesoris dari perak, perunggu, alumunium, tembaga, kuningan, serta menjual barang-barang antik, yang berada di kawasan Tohpati, Jalan WR Supratman, Denpasar, Bali.
"Tidak hanya menarik untuk turis domestik, produk kesenian dan kerajinan logam yang berada di Sentra Tohpati, mampu menembus pasar ekspor ke Perancis, Australia, hingga Amerika Serikat, India dan Timur Tengah. Keberadaan mereka selain membuktikan bahwa tangan-tangan anak bangsa sangat handal dalam melahirkan karya seni, juga telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional dan Bali," ujar Bamsoet.
Pernyataannya tersebut disampaikan usai mengunjungi Cakra Bronze Statue and Silver, salah satu UMKM Kerajinan Logam di kawasan Tohpati, Denpasar, Bali, Kamis (20/4/2023).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, para pelaku kerajinan logam di Bali sangat piawai menghasilkan berbagai karya. Misalnya, patung perunggu berbentuk aneka jenis binatang, hingga kap lampu yang terbuat dari plat logam.
"Secara umum, di tahun 2020 lalu saja, produk kerajinan mendominasi ekspor Bali mencapai 139 juta dollar AS atau 54,26 persen. Produk kerajinan kayu memberi sumbangan paling besar, disusul produk kerajinan logam. Data lain dari Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia mencatat, rata-rata sumbangan ekspor kerajinan logam Bali mencapai USD 6,8 juta," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini juga mendorong pelaku usaha kerajinam logam untuk memasarkan hasil karyanya melalui berbagai platform digital. Sebagai gambaran, laporan Google Temasek & Bain, valuasi ekonomi digital Indonesia tumbuh 49 persen di tahun 2021 menjadi USD 70 miliar dan diprediksi menjadi USD 146 miliar di tahun 2025. Di sektor e-Commerce, misalnya, Bank Indonesia mencatat transaksi pada tahun 2021 sudah mencapai Rp 401 triliun. Pada tahun 2022 diprediksi mencapai Rp 530 triliun.
"Fakta menunjukkan, bahwa transformasi digital memiliki dampak positif dalam mendongkrak kinerja perekonomian UMKM. Misalnya, pemanfaatan media online dapat meningkatkan peluang 2,1 kali lebih besar untuk menjual produk UMKM pada skala nasional, dan 4,6 kali lebih besar untuk peluang ekspor. Diperkirakan, dengan strategi yang tepat dan optimal, jika Indonesia mampu meningkatkan literasi digital UMKM dari 20 persen menjadi 50 persen pada tahun 2024, maka proyeksi peningkatan ekonomi yang dihasilkan akan dapat mencapai 38 miliar dolar AS atau sekitar Rp 546,5 triliun," pungkas Bamsoet. (*)