TRIBUNNEWS.COM - Dalam rangka menyambut Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengungkapkan bahwa semangat RA Kartini mewujudkan cita-citanya di masa lalu, harus mampu mendorong para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk mewujudkan kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan di masa kini.
"Peringatan Hari Kartini seharusnya menjadi momentum bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk konsisten mengakselerasi pencapaian target kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang sudah disepakati sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) No. 5," ungkap Lestari dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (20/4/2023).
Berdasarkan Sustainable Development Report 2022, pencapaian SDGs Indonesia berada di peringkat ke-82 dari 163 negara. Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, pencapaian Indonesia di peringkat ke-5, di bawah Thailand, Vietnam, Singapura dan Malaysia.
Menurut Lestari, sepak terjang RA Kartini yang gigih memperjuangkan kesetaraan perempuan di tengah budaya patriaki yang kental di lingkungan bangsawan Jawa pada masa lalu, harus menjadi inspirasi para perempuan di masa kini untuk memperjuangkan hak-haknya.
Apalagi, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, pemahaman kesetaraan gender yang diperjuangkan saat ini merujuk kepada suatu keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban.
Karena, tambah dia, diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sehingga, masih banyak perempuan di negeri ini yang belum menikmati kesetaraan dalam pemenuhan hak-hak hukum, sosial dan ekonomi.
Menyikapi kondisi tersebut, Rerie sapaan akrab Lestari berpendapat upaya meningkatkan partisipasi perempuan di ranah politik merupakan salah satu langkah strategis untuk mendorong terwujudnya kesetaraan gender di berbagai bidang.
Apalagi, ungkapnya, data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri per Juni 2022 lalu,
mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 275,36 juta jiwa, dengan komposisi 50,48 persen penduduk Indonesia berjenis kelamin laki-laki dan 49,52% perempuan.
Berdasarkan fakta itu, Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu menilai semakin banyak perempuan yang terlibat dalam setiap proses pengambilan keputusan di ruang publik, akan semakin banyak kebijakan yang lahir berperspektif perempuan.
Dengan didukung berbagai peraturan yang mengedepankan pemenuhan sejumlah hak perempuan di ruang publik, Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu meyakini upaya mewujudkan kesetaraan gender dalam keseharian masyarakat bisa segera terwujud.
Tentu saja, tegas Rerie, berbagai kebijakan tersebut juga menuntut dukungan semua pihak dalam pelaksanaannya.
Menurut Rerie, tanpa ada political will dari para pemangku kepentingan, masyarakat dan para perempuan itu sendiri untuk mendorong peningkatan partisipasi perempuan di ruang publik, akan sulit bagi bangsa ini menghadirkan kesetaraan di berbagai bidang dan mewujudkan kehidupan perempuan yang lebih baik seperti dicita-citakan RA Kartini. (*)