TRIBUNNEWS.COM - Menjaga bumi, memupuk keberlangsungan budaya dan kearifan lokal serta menjaga harmoni pelaksanaan nilai budaya di tengah kemajuan teknologi adalah bagian dari upaya kita berbangsa dan bernegara di tengah kebhinekaan yang kita miliki.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat secara daring dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di depan para pengajar dan peserta yang sedang belajar di lembaga bisnis sosial yang berbasis utama teknologi, IBEKA (Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan) di Subang, Jawa Barat, Sabtu (9/12/2023).
"Dengan peran setiap anak bangsa kita harus memahami bahwa kebhinekaan adalah sebuah kekayaan yang dimiliki bangsa ini, sehingga kita harus bersama-sama juga menjaga keutuhannya dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur," kata Lestari.
Menurut Lestari, membangun kesadaran untuk bersama-sama menjaga dan merawat kebhinekaan harus dimulai dari lingkungan keluarga dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan, musyawarah, tradisi, kearifan lokal dan menjaga keseimbangan ekologis.
Baca juga: Lestari Moerdijat: Revisi UU ITE Harus Mampu Perkuat Perlindungan terhadap Setiap Warga Negara
Untuk itu, Lestari Moerdijat mengajak setiap anak bangsa untuk memahami kembali apa sesungguhnya sari pati dari empat konsensus kebangsaan yang dapat kita bagikan ke lingkungan kita masing-masing.
Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, menggali dan memberi makna terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika) harus dilakukan secara bersama-sama.
Rerie mengatakan, nilai-nilai tersebut merupakan warisan para pendiri bangsa, yang di dalamnya juga merupakan landasan bernegara untuk menciptakan negara yang adil dan makmur seperti yang diamanatkan konstitusi kita.
Rerie mengakui, berbekal nilai-nilai kebangsaan warisan pendahulu bangsa, Indonesia memiliki modal yang luar biasa untuk mengisi kemerdekaan melalui proses pembangunan.
Baca juga: Lestari Moerdijat: Generasi Muda Harus Mampu Jadi Pembelajar untuk Menjawab Tantangan di Masa Depan
Sayangnya, menurut Rerie, dalam pembangunan saat ini sejumlah tantangan kerap menghadang seiring berkembangnya teknologi dan sejumlah perubahan yang terjadi.
"Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, harus mampu bersanding dengan modernisasi yang memiliki dua sisi positif dan negatif. Sehingga, setiap anak bangsa harus mampu mengembangkan kearifan lokal dan memaknai modernisasi dengan benar," tegasnya. (*)