Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hiruk-pikuk di media tentang pemberitaan penyalahgunaan wewenang di berbagai sektor, seperti parlemen dan organisasi kepolisian, menjadi kesempatan untuk berefleksi diri terhadap realitas yang terjadi di Indonesia.
"Penyalahgunaan wewenang seperti korupsi masih merajalela, ini tantangan kenapa tidak berkurang tapi menguat, ini salah satu masalah," ujar Pemimpin Umum Surat Kabar Harian Kompas, Jakob Oetama, dalam Diskusi "Menakar Proses Transisi Dari Otorianisme Menuju Demokrasi" di Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/5/2010).
Jakob mengutip Guru Besar UGM (Alm) Prof Sartono yang menyebutkan salah satu sumbernya disebabkan paham feodalisme di masyarakat kita. "Tata nilai feodal adalah jika kita punya kekuasaan maka kita punya hak-hak istimewa. Salah satu bentuk ekspresinya adalah penyalahgunaan wewenang," ujar Jakob.
Jakob prihatin karena keadaan sistem feodal masih terjadi di sini. Proses demokrasi secara formal sudah sampai ke daerah, dibuktikan dengan adanya pemilihan umum. Namun Jakob mempertanyakan, apakah calon terpilih tersebut mengerti dengan demokrasi dan tanggung jawab yang diembannya.
Dari kenyataan tersebut, Jakob mengatakan ada dua hal yang dapat dijalankan yaitu revolusi atau reformasi. Menurut Jakob, untuk Indonesia yang perlu dijalankan adalah reformasi.
"Lembaga-lembaga formal seperti Dewan Perwakilan Rakyat harus didukung oleh lembaga yang ada di masyarakat semisal lembaga swadaya masyarakat (LSM)," ujarnya.