News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muktamar Muhammadiyah

Muktamar Muhammadiyah tak pernah Sepi dari Intervensi

Penulis: Ade Mayasanto
Editor: Iswidodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua PP Muhamadiyah Dien Syamsuddin (tengah) bersama Duta Besar Palestina Faris Mehdawi (dua kiri) dan tokoh lintas agama saat memberikan pernyataan sikap terkait penyerangan tentara Israel terhadap aktivis kemanusiaan yang akan memberikan bantuan ke Gaza, Palestina.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Muktamar Pengurus Pusat Muhammadiyah tidak pernah sepi dari intervensi. Bukan hanya partai politik, pemerintah yang menjalani roda kekuasaan juga ikut mengintervensi muktamar PP Muhammadiyah. Hal ini ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dien Syamsuddin di gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (25/6/2010).

Din mengatakan, intervensi yang dilakoni partai politik pernah ditemukan pada muktamar Muhammadiyah ke- 45. Diselenggarakan di kota Malang, salah satu partai politik bergerilya mengusung kandidat tertentu untuk menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah.

"Muktamar di 2005 saya tahu ada parpol tertentu bermarkas di dua hotel.  Peserta muktamar dipanggil, dan sebelum muktamar fungsionaris parpol ini berkeliling, bergerilya di daerah," ujarDien Syamsuddin.

Berbeda dengan yang terjadi di 2005, Din mengaku, belum menemukan fakta atas keterlibatan parpol pada Muktamar Muhammadiyah ke-46 di Yogyakarta bertepatan dengan satu abad. "Saya dari dalam belum bisa membuktikan fakta kasar intervensi. Itu mungkin karena intervensi canggih," ungkapnya.  

Menurut Din, Parpol akan menggunakan cara diam-diam untuk melakukan intervensi. Cara ini dinilai lebih ampuh untuk menyusupkan orang pilihan menduduki posisi strategis di tubuh Muhammadiyah.

"Muktamar sekarang ini lebih terbuka, karena itu saya serahkan ke muktamirin," urainya seraya memastikan, intervensi terhadap muktamar Muhammadiyah juga ditengarai dilakukan pemerintah.

"Ini mungkin saja agar jinak kepada pemerintah, dan supaya pimpinan Muhammadiyah tidak kritis," terangnya. (tribunnews.com/ ade mayasanto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini