TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA - Lembaga Dawah Islam Indonesia (LDII) Provinsi DKI Jakarta
menyatakan sudah tahu ada perubahan arah kiblat sejak lama, sebelum
keluarnya fatwa Majelis Ulam Indonesia (MUI) beberapa waktu lalu
sehingga sudah ada beberapa masjid LDII yang dibangun mengarah ke Barat
Laut.
"Sebelum keluarnya fatwa MUI, kita sudah mengetahui hal
tersebut dengan menggunakan google eart, sehingga ada beberapa masjid
yang dibangun agak miring arahnya," kata ketua DPP LDII DKI Jakarta, KH
Teddy Suratmadji MSc saat ditemui di Wisma LDII Patal Senayan Jakarta
selatan, Sabtu (17/7/2010).
LDII sendiri pun tidak memberikan
seruan khusus kepada para jamaahnya terkait perubahan arah kiblat
tersebut. Menurut Teddy, arah kiblat hanya tergantung niat saja dalam
beribadah.
"Tidak ada seruan khusus untuk jamaah LDII mengenai hal
tersebut, karena kiblat hanya sebagai arah saja, kita juga memahami
keterbatasan kita, dan kita yakin hal tesebut akan dimaklumi
Allah," ungkapnya.
Menurutnya, arah kiblat hanya merupakan
permasalahan geografis saja, sehingga tidak perlu ada pembangunan mesjid
baru, hanya tinggal memiringkan saja barisan di masjid.
"Mubalig LDII
pernah berangkat ke Suriname, disana kan banyak keturunan Jawa. Tapi
disana beribadah menghadap ke Timur. Jadi itu hanya masalah Geografis
saja," ujarnya.
Ia pun melanjutkan bila masjid dengan shaf yang
dimiringkan paling kita hanya membuang space kecil dari masjid
tersebut. "Sehingga tidak perlu ada pembongkaran masjid. Untuk ibadah
kita pun tetap sah hanya tegantung niat dan tujuan kita saja," paparnya.
LDII Anggap Tidak Perlu Ada Pembongkaran Masjid
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger