Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA - Kepala desa seluruh Yogyakarta akan memboikot pelaksanaan
pemilihan kepala daerah jika Sultan Hamengku Buwono X tetap dipilih
secara langsung dan tidak melalui penetapan.
"Kita akan tetap
referendum dan akan boikot pilkada," ujar Ketua Parade Nusantara
Yogyakarta, Jiono saat acara diskusi Polemik di Warung Daun, Jakarta,
Sabtu (4/12/2010).
Jiono yang juga salah satu dari kepala desa
menuturkan bahwa Sultan sebagai pemimpin di Yogyakarta adalah sosok yang
sangat mengayomi dan penuh dengan kedamaian.
Maka dari itu, rakyat
Yogya tetap tidak setuju atas adanya pemilihan kepala daerah. Menurut
mereka penetapan Sultan sebagai Gubernur dan Gubernur adalah Sultan
merupakan opsi terbaik.
Selain itu, dari segi sosio historis,
bahwa keberadaan Yogyakarta berasal dari kerajaan Mataram tetap harus
dipertahankan keberadaannya.
"Gubernur adalah Sultan, Sultan
adalah Gubernur, dia sudah mengayomi penuh kedamaian dan ketentraman,
jadi kita tetap pada pendirian kita," jelasnya.
Lebih jauh Jiono menuturkan bahwa keinginan dari publik Yogya sebagian besar adalah penolakan pelaksanaan pilkada di Yogyakarta.
"Saya
kemarin kumpul-kumpul di sebuah angkringan, mereka semua mengatakan
Sultan harus diselamatkan dan menolak Pilkada, dan akan terus boikot
pilkada," tandasnya.
Lurah se-Yogya Berencana Boikot Pilkada
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger