TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII dari Fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon melihat rencana pemerintah untuk
melakukan pembatasan BBM bersubsidi dengan opsi plat hitam sama saja
dengan menaikkan harga BBM.
"Bayangkan, harga Rp 4500 ditarik, ini
kan sama, ini tinggal Rp 6500, sama dengan menaikkan harga BBM,"
tegasnya,di Jakarta, Sabtu (11/12/2010).
Menurutnya, pemerintah
jangan berkeinginan menaikkan harga BBM dengan cara pembatasan.
Ditegaskannya, biarkan rakyat memilih dan jangan ditarik premium
bersubsidi di pasar.
"Tetapi jangan dipaksa seolah-seolah seperti kebijakan tabung melon," tegasnya.
Effendi
meminta pemerintah lebih transparan mengenai hal ini. Menurutnya,
permasalahan mengenai kuota volume BBM berubsidi selalu tembus,
merupakan masalahnya ada di masyarakat. Sebenarnya, kata dia, wacana itu
lebih kepada pemerintah.
"Tetapi seharusnya pemerintah lebih
memberikan pertanggungjawaban mengapa penggunaan BBM kuota subsidi
dijadikan bias, seperti ada yang diselundupkan yang hampir 1 juta
Kiloliter," ujarnya.
"Itu yang lebih dipertanggungjawabkan, terus jangan karena
kuota 36,5 juta KL; 38,5 juta KL, kemudian terserap karena
diperdagangkan keluar, diselundupin, kemudian, konsumen yang sebenarnya
dikatakan menjadi over. Jangan donk, tolong transparan donk pemerintah,
jangan langsung melemparkan permasalahan, ini menjadi persoalan rakyat.
wong permasalahan ada di pemerintah yang salah hitung," tegasnya.
Nah, tandasnya, mengapa kemudian dibatasi? Dia mengatakan, "ini lucu lagi".
Lebih
lanjut jelasnya, BBM bukan hanya untuk kendaraan pribadi, ini multi
kompleks. Nah, imbuhnya, fraksi PDI-P masih mengendorse pemerintah untuk
memberikan kuota sesuai dengan realisasi tahun berjalan.
Komisi VII: Ini Sama Saja Naikkan Harga BBM
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger