Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya aparat penegak hukum yang tertangkap tangan saat menerima uang suap, membuat masyarakat prihatin. Kondisi ini semakin mengenaskan, tatkala kasus kecil yang membelit warga miskin justru dihukum berat. Sedangkan koruptor banyak yang divonis bebas.
Untuk menyindir perilaku kotor aparat penegak hukum, Senin (13/6/2011) siang aktivis dari berbagai LSM akan menggelar aksi di depan Komisi Yudisial.
"Atas dasar hal tersebut, kami Kelompok Prustasi Peradilan (KPP), yang terdiri dari PIL-Net, ICW, ELSAM, Sawit Watch, HuMa, ILR, LBH Jakarta, LBH Masyarakat, dan Arus Pelangi akan mengadakan aksi teaterikal yang mencoba menggambarkan bobroknya peradilan dan aparat penegak hukum di Indonesia," tulis koordinator Public Interest Lawyer Network (PIL-Net) Wahyu Wagiman dalam undangan aksi yang diterima Tribunnews.com, Senin (13/6/2011).
Dijelaskan Wagiman, para aktivis ini merasa frustasi dengan kondisi peradilan Indonesia yang makin lucu dan memprihatinkan. Banyaknya aparat penegak hukum yang tertangkap tangan saat menerima sejumlah uang sangat.
"Di sisi lain terjadi pengabaian terhadap rasa keadilan masyarakat secara terus menerus. Di pelosok-pelosok negara banyak masyarakat yang dikriminalkan hanya karena hal-hal sepele, ataupun dilecehkan haknya karena konflik sumber daya alam," tulis Wagiman.
"Aksi teaterikal temanya mencandai kondisi sistem hukum Indonesia," tambahnya.
Seperti diketahui, hakim Syarifuddin Umar tertangkap tangan menerima suap dari kurator Puguh Wirawan sebesar Rp 250 juta pada awal bulan Juni lalu. Selain Syarifuddin, sudah banyak hakim yang ditangkap saat menerima suap, antara lain Herman Alossitandi dan Asnun Muhtadi.