TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam pertemuan mediasi manajemen PT Garuda dengan Asosiasi Pilot Garuda (APG), empat keluhan APG diterima Menteri BUMN Mustafa Abubakar.
Presiden Asosiasi Pilot Garuda (APG) Stefanus Rahardi Kamis (28/7/2011), mengungkapkan, masalah komunikasi yang renggang antara manajemen dengan APG menjadi hal penting.
Berikut 4 keluhkan yang selama ini dinilai APG menjadi pemicu aksi mogok pilot, yaitu, pertama komunikasi.
"Masalah paling penting adalah komunikasi, yang jujur komunikasi itu sudah putus hampir dua tahun lebih makanya timbulnya konflik yang ada," urainya, usai konperensi bersama dengan Menejemen Garuda, saat ditemui di kantor APG.
Kedua, masalah yang mencuat adalah penanganan perjanjian kerja bagi pilot kontrak alias asing. "Tentunya membahas PKWT asing itu bukan sekedar membahas masalah finansial tok. Tetapi sistem dari PKWT itu harus dibenahi. Harus ada penyamarataan, atau perbedaannya jangan terlalu tinggi. Penyamarataan itu harus di semua lini," sebutnya.
Ketiga, masalah perjanjian kerja bersama. Berdasarkan keterangannya, perjanjian kerja bersama ini baik APG, dan asosiasi yang ada di tubuh Garuda sedang digugat oleh perusahaan.
"Keempat, travell allowance, yang disesuaikan. Itu unek-unek kita dicatat oleh pak menteri," terangnya.
Dengan langkah awal bersepakat damai, dia menyebutkan Mustafa Abubakar sendiri mengatakan berjanji akan memfasilitasi dalam waktu kurang lebih 30 hari. Dan perundingan dua pihak ini akan diadakan pada awal bulan puasa ini. Diharapkan sebelum lebaran itu sudah harus selesai. "Dan pak menteri sendiri akan memimpin," ujarnya.