Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ade Rizal
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Direktur Rumah Sakit Dr Oen Solo, Willy Handoko Wijaya lega melihat perkembangan pasien korban bom bunuh diri di Gereja Kepunton. Ia memprediksikan, seluruh pasien sudah bisa meninggalkan rumah sakit untuk menjalani rawat jalan pada akhir pekan ini.
"Perkembangan pasien sangat baik, diupayakan pada akhir Minggu ini seluruh korban sudah bisa pulang," terang Willy kepada Tribun Jogja, Kamis (29/09/2011).
Willy menambahkan, hari ini dua pasien yakni Gan Sien Gwan, Olivia Putri dinyatakan telah membaik dan diperbolehkan pulang. "Tapi tetap dalam pengawasan kita dan wajib menjalani kontrol rutin ke rumah sakit," terangnya.
Sehingga, sampai saat ini terdapat lima pasien korban bom yang telah selesai menjalani rawat inap. Sebelumnya tiga pasien juga diperbolehkan pulang yakni Ferdianta Sembiring, Belarmin Boris dan Noviawati.
Perkembangan lain, sejak Kamis para pasien yang mengalami trauma psikologis mulai mendapat pendampingan psikolog dari tim dokter. Tiga orang yang memerlukan perawatan psikologis yakni, Septi Roida, Ferriana dan Restiono. "Pendampingan psikolog memang baru kita lakukan setelah kondisi fisik pasien pulih. Untuk awalan kita memang berkonsentrasi pada pemulihan fisik terlebih dahulu," urainya.
Willy menjelaskan, ketiga korban terindikasi mengalami goncangan psikologis sejak hari pertama menjalani perawatan di RS dr Oen. "Karena pada hari pertama mereka mereka nampak gelisah dan tidak tenang," lanjutnya. Selain mendapat pendampingan dari psikolog, para pasien juga akan didampingi pemuka agama dari GBIS Kepunton.
Selain itu, tim dokter juga mencatat terdapat 14 pasien yang mengalami trauma akustik berupa kerusakan pada gendang telinga.
Sementara itu, mengenai pembiayaan pengobatan pasien, Willy membenarkan bahwa Kementerian Kesehatan akan membiayai seluruh kebutuhan pasien dengan ketentuan standar kelas tiga.
"Jika ada pasien yang menggunakan layanan di atas kelas tiga akan ditanggung oleh Yayasan dr Oen," terangnya.
Sebelumnya, Wali Kota Solo Joko Widodo menyatakan kesanggupan Pemkot Solo menutup kekurangan biaya perawatan pasien yang dirawat di atas kelas tiga. Namun Yayasan dr Oen memutuskan tidak akan mengajukan klaim kelebihan pembiayaan pasien tersebut kepada Pemkot Solo.