News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Papua Memanas

Rieke: Pilih Papua Atau Pilih Freeport?

Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Yudie Thirzano
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDIP, Rieke Diah Pitaloka kembali melontarkan kritikan pedas, terkait tuntutan karyawan PT Freeport yang hingga kini belum terpenuhi. Mau tidak mau, masalah ini, kata Rieke, sudah masuk ke ranah politik.

"Di radion Netherlands, tersiar kabar orang yang mengatasnamakan duta besar Papua, akan memproklamirkan Papua pada 1 Desember nanti. Ini, harus jadi perhatian pemerintah karena Papua masuk ke Indonesia, bukan untuk diserahkan Freeport," tegas Rieke, Rabu (23/11/2011).

"Kita harus kehilangan Freeport atau Papua? Lebih baik kita kehilangan Freeport daripada Papua yang sudah menjadi bagian dari wilayah Indonesia," katanya lagi.

Rieke mendesak kepada aparat keamanan di Papua untuk segera menghentikan segala bentuk kekerasan yang masih terjadi. Selain itu, kontrak karya PT Freeport, sudah sepantasnya ditinjau ulang.

"Kalau karyawan pribumi PT Freeport minta gajinya dinaikkan, itu wajar. Karena kalau kita lihat, keberadaan Freeport di beberapa negara, gaji yang diberikan oleh karyawan pribumi, jauh lebih tinggi. Apalagi, penambangan yang dilakukan PT Freeport di Papua, adalah yang terbesar dari yang ada di negara lain," Rieke menjelaskan.

Di Chili, karyawannya dibayar  19 dolar per jam. Untuk yang menengah, sampai 200 dollar perjam.

Dari 13 perusahaan Freeport, penghasil emas, tapi rakyat setempat tak mendapatkan hasil yang maksimal. Jadi, jangan sampai isu perburuhan ini (tuntutan karyawan PT Freeport), menjadi pintu masuk bagi Papua yang ingin melepaskan papua dari Indonesia. Dan kita patut mencurigai keberadaan pasukan Amerika Serikat di Darwin Austrlia," demikian Rieke Diah Pitaloka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini