Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Fikriyansyah (18) atau yang akrab disapa Rian ternyata baru diwisuda satu hari sebelum pesawatnya kehilangan kontak dan dinyatakan hilang, Rabu (16/11/2011) lalu.
"Hari selasa tanggal 15 saya SMS untuk mengucapkan Selamat ya atas wisudanya, SMS tidak dibales, saya telepon juga tidak diangkat," kata bude Rian, Mahisya saat ditemui Tribunnews.com di kediamannya daerah Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (29/11/2011).
Rian adalah taruna penerbang lulusan Nusa Flying School. Ia anak pertama dari empat bersaudara, adik pertamanya duduk di kelas 3 SMA, adik ke-3 kelas 2 SD, dan yang paling kecil berumur 4 tahun.
Keponakan yang sangat manja dan dekat dengan dirinya, membuat Mahisya sangat kehilangan sosok Rian.
"Kalau main dan menginap ke sini pasti sukanya makan bakwan Malang," Ucap Mahisya sambil menunjukan sebuah warung bakwan Malang yang tak jauh dari rumahnya.
Rencananya setelah tiba di rumah orang tuanya di Bintaro dan disemayamkan, almarhum Muhammad Fikriyansyah akan dikebumikan di Tanah Kusir, Jakarta.
Seperti diketahui, saat ini ketiga korban, Kapten Partogi Sianipar (25), Muhammad Fikriansyah (18) dan Agung Febrian (30) siswa penerbang, sedang dievakuasi dari atas lereng gunung Cermai.
Tim SAR gabungan masih berusaha untuk mengevakuasi para korban.