TRIBUNNEWS.COM - Eks Menko Polhukam, Mahfud MD buka suara soal kasus guru Supriyani.
Mahfud MD menyebut tak ada yang aneh dari tuntuan bebas Jaksa Penuntut Umum (JPU) kepada guru honorer di Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) itu.
Menurut Mahfud, sebelumnya ada banyak kasus serupa, di mana pelaku tindak pidana tidak dihukum meski terbukti melakukan kejahatan.
Adapun dalam kasus Supriyani ini, JPU memberikan tuntutan bebas karena sang guru dianggap tak memiliki niatan jahat saat memukul D yang merupakan anak Aipda WH.
Kendati demikian, JPU tetap meyakini Supriyani melakukan pemukulan terhadap korban.
"Dalam hukum pidana ada banyak kasus dan banyak peristiwa di mana orang yang melakukan tindak pidana tidak harus dihukum meski terbukti, kalau tidak ada mens rea-nya," ucap Mahfud, dalam kanal YouTube-nya, Rabu (13/11/2024).
"Oleh sebab itu, dalam hukum pidana ada alasan pemaaf. Anda mau ditusuk orang lalu Anda tusuk duluan, enggak bisa dihukum."
Mahfud menganggap tak ada yang perlu dipermasalahkan dari tuntutan bebas Supriyani.
Menurutnya, tuntutan tersebut hanya berkaitan dengan budaya di Indonesia.
"Enggak ada masalah di situ, sudah biasa kayak gitu. Saya kira benar tuntutan jaksa, karena itu berkaitan dengan budaya," ujar Mahfud.
"Budaya kita kan guru memukul murid, benar atau tidak, masa gurunya mau dihukum?"
Baca juga: Titik Terang Kasus Perusakan Mobil Camat Baito yang Dipakai Supriyani, Polda: Akan Kami Sampaikan
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu lantas menyinggung budaya pendidikan di Indonesia.
Ia menilai, saat ini banyak orangtua siswa yang tak terima saat anaknya ditegur oleh guru.
"Saya tidak bisa bayangkan, sekarang ini orangtua murid banyak sekali kalau anaknya dimarahi guru, gurunya yang diserang, gurunya yang dihina, apalagi kalau di swasta," jelas Mahfud.