TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dukungan suara anggota Komisi III DPR RI, untuk Abraham Samad menjadi ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang signifikan, dinilai Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparasi Anggaran (Fitra), Ucok Sky Kadhafi, janggal.
Ia menduga, dipilihnya Abraham oleh mayoritas anggota Komisi III DPR RI, menjadi Ketua KPK, karena satu-satunya dari empat Pimpinan KPK yang dapat mengamankan kepentingan anggota DPR RI di KPK.
"Itu aneh, kelihatannya dari empat ini, Abraham yang dapat dipengaruhi DPR. Mereka (DPR) tidak butuh yang kuat (kandidat Ketua KPK), tapi orang yang bisa dipengaruhi," ujar Ucok yang ditemui di Bakoel Coffe, Jakarta, Minggu (4/12/2011).
Menurutnya jika apa yang ia duga itu benar, kedepannya akan berdampak, terjadi konflik kepentingan di internal KPK. "Dampaknya, ada konflik di dalem, akan tebang pilih, dengan pola model berbeda," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi III DPR RI, di hari Jumat (2/11/2011), memilih empat dari 8 kandidat calon Pimpinan KPK, menjadi Komisioner KPK periode 2011-2015.
Sejurus, Komisi III di hari yang sama, memilih Abraham Samad, dari kandidat terpilih menjadi Ketua KPK. Ia dipilih dengan suara mayoritas anggota Komisi III DPR RI yaitu, 43 suara, sementara Pimpinan KPK terpilih lainnya, Busyro Muqoddas memperoleh lima suara, Bambang Widjajanto empat suara, Zulkarnaen tiga suara, dan Adnan Pandu Praja satu suara. (*)