Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Rentetan kasus penembakan di Papua tidak sepenuhnya kesalahan Polri semata. Sebab konflik Papua semakin melebar akibat sikap pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang tidak tegas dan tidak serius dalam menuntaskan akar masalahnya.
"Akar masalahnya adalah kesenjangan sosial, ekonomi, yang berimbas terhadap kecemburuan sosial," ucap Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane kepada tribunnews.com, Selasa (12/6/2012).
Jelas Neta, faktor tersebut kemudian dipolitisasi orang-orang tertentu, termasuk potensi-potensi asing yang hendak memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam situasi yang kian panas ini, Polri cenderung lengah.
"Intelijen Polri di Papua tidak maksimal memetakan potensi dan ancaman gangguan Kamtibmas, sehingga polisi tidak mampu melakukan deteksi dini dan antisipasi. Ketika terjadi konflik atau penembakan, polisi pun tidak berdaya dan tidak siap menghadapinya," papar Neta.
Lanjut Neta, ironisnya konflik dan teror penembakan terus terjadi serta terbiarkan. Untuk itu Kapolri perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap para pimpinan di Polda Papua untuk kemudian menempatkan kader-kader terbaik Polri di Papua.
"Sayangnya, para perwira Polri yang ditempatkan di Papua selalu merasa dibuang, akibatnya mereka cenderung prustrasi bertugas di daerah ini. Padahal dari orang-orang yang merasa prustrasi, kita tidak dapat berharap banyak bahwa mereka akan serius dalam menangani masalah yang ada, termasuk konflik dan teror penembakan," ungkapnya.
Kesenjangan Sosial, Akar Masalah di Papua
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Gusti Sawabi
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger