TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Muhammadiyah, Din Syamsuddin menegaskan supaya tidak perlu membesar-besarkan perbedaan penetapan awal bulan Ramadhan.
"Kemungkinan perbedaan mengawali ramadhan tidak perlu dibesar-besarkan, karena itu wilayah keyakinan," ujar Din kepada wartawan usai sidang Uji Materiil UU Migas di Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (18/7/2012).
Menurut Din, masalah penetapan ini hanyalah pesoalan keyakinan. Untuk itu, Din berharap supaya umat Islam tidak terpengaruh persoalan ini dan tetap menjalankan ibadah puasa.
"Kepada umat untuk maknailah bulan ramadhan sebagai bulan latihan, baik untuk penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) maupun untuk pengembangan kualitas kejiwaan.
Namun demikian, Din meminta pemerintah untuk tidak perlu melakukan isbath. Sebab, bulan belum mencapai posisi dua derajat. Din juga menegaskan pihaknya tetap tidak menjalankan ibadah puasa sebelum posisi bulan mencapai dua derajat.
"Muhammadiyah bukan hanya sekarang, karena wilayah keyakinan bukan wewenang pemerintah dan pemerintah tidak boleh memasuki wilayah keyakinan, hanya dia mengayomi saja," kata Din.
Klik Juga: