News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KPK Tangkap Bupati

Anak Ayin: Tidak Benar Kondisi di Buol Bahayakan Perusahaan

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Anwar Sadat Guna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rommy Dharma Satiyawan, anak Ayin usai menjalani pemeriksaan di KPK

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris PT Sonokeling Buana, Rommy Dharma Setiawan membantah jika kondisi keamanan di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, menghawatirkan.

Menurut anak Artalyta Suryani ini, kondisi keamanan di Buol tampak aman-aman saja.

"Nggak ada itu (masalah keamanan di Buol berbahaya), ngada-ngada aja orang yang bilang kaya gitu," kata Rommy Dharma usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka Hartati Murdaya, di kantor KPK, Jakarta, Selasa (14/8/2012).

Pernyataan Roomy tersebut sekaligus menyangkal pernyataan Hartati yang pernah menyatakan jika kondisi keamanan di Buol sangat menghawatirkan.
Terutama keamanan bagi pebisnis yang mempunyai usaha di daerah tersebut.

"Aman kok, aman," tegas Rommy. Ia juga membantah pernyataan Hartati yang meyebutkan lahan perusahaannya sama dengan lahan yang dimiliki PT Sonokeling.

Rommy pun mengaku tak ada persaingan usaha dengan perusahaan milik mantan anggota dewan pembina Partai Demokrat tersebut, yakni PT Hardaya Inti Plantations (HIP).

"Oh nggak ada itu, saya peroleh izin lokasi bukan eksnya punya PT HIP, itu eksnya PT Groin RC, sama eksnya PT LIU. Nggak ada hubungannya dengan HIP. Nggak ada persaingan usaha juga," bantahnya.

Sementara, saat disinggung soal tuduhan pengacara Bupati Buol, Amran Batalipu yang menyebut PT Sonokeling ikut menyumbang Pilkada Buol, Rommy mengelak dari tuduhan itu.

"Nggak ada itu. Tidak benar itu," tegasnya. Dijelaskan Rommy, PT Sonokeling Buana miliknya hanya memiliki lahan seluas 19.500 hektare. Jika ada yang menyebut jumlahnya kemudian bertambah jadi 22 ribu hektare, menurut Rommy dia tidak mengetahuinya.

Terkait pemeriksaan hari ini, Rommy mengaku jika dirinya dicecar oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seputar perizinan dan struktur perusahaannya di Buol, Sulawesi Tengah, terkait dugaan suap penerbitan HGU senilai Rp 3 miliar kepada Bupati Buol, Amran Batalipu.

"Seputar struktur perusahaan, seputar perizinan di Kabupaten Buol," jelasnya.

Saat ditanya apakah penyidik juga menanyakan soal PT Sebuku yang juga diduga memberikan gratifikasi kepada Bupati Buol, Amran Batalipu, Rommy mengaku pertanyaan tidak sampai ke sana.

Namun, menurut Rommy, penyidik tidak hanya menanyakan soal PT Sonokeling, tapi juga PT Hardaya Inti Plantations (HIP) dan PT Citra Cakra Murdaya (CCM), milik tersangka Siti Hartati Murdaya.

"Iya perusahaan saya, sama PT HIP, PT CCM, terus seputar perizinan, HGU, dan lain-lain," tandasnya.

Sebelumnnya, Pengacara Bupati Buol nonaktif, Amat Entedaim di KPK, Jakarta, Senin (6/8/2012) pernah mengaatakan jika pengusaha Kelapa Sawit, Hartati Murdaya berkepentingan terhadap kondisi keamanan tempat perusahaannya berada yakni di Boul, Sulawesi Tengah.

Atas dasar kepentingan tersebut, pemilik PT Hardaya Inti Plantation mencoba merangkul 'penguasa' daerah tersebut termasuk dengan Bupati Buol. Sebab, lebel penegak hukum di Buol hanyalah kiasan semata, sebab, masyarakat Buol lebih manut terhadap penguasa atau pimpinan daerah tersebut.

Hartati pun pernah mengungkapkan jika kondisi keamanan di sana suatu 'harga mahal'.

Dalam kasus ini KPK juga telah meminta keterangan Artalyta Suryani sebagai saksi. Saat itu Ayin diperiksa di Singapura karena sedang menjalani perawatan di sana. Namun belum diketahui sejauh mana keterlibatan perusahaan keluarganya dalam kasus ini.

KLIK JUGA:

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini