TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Ikatan Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) Mahfud MD menyarankan kepada sejumlah peserta diskusi untuk tidak mempercayai begitu saja ucapan Wakil Presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta,korupsi di Indonesia itu membudaya.
"Mungkin saat itu dia (M Hatta) marah karena korupsi mengancam," ujar Mahfud saat berpidato dalam Seminar IKA UII yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (8/11/2012).
Mahfud yang juga Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, menegaskan, korupsi tidak dapat dikatakan sebagai budaya. Sebab, budaya itu harus dijalankan terus menerus, disepakati mayoritas masyarakat sebagai pedoman berperilaku.
Perilaku korupsi, tambahnya, menurut penelitian yang ia lakukan, justru lahir pada tahun 1974 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
"Saat itu Pak Harto menghadapi demo besar yaitu Malari. Bagaimana caranya, akhirnya peradilan itu dikendalikan oleh militer, sehingga independensi hakim itu tidak ada dan banyak upeti disitu," tutur Mahfud.
Malah, lanjut Mahfud, seharusnya budaya yang musti didorong yaitu budaya antikorupsi, sehingga dapat membersihkan yang kotor di dunia peradilan.
"Klo kita percaya korupsi itu budaya, maka kita membiarkan korupsi itu menjadi budaya warisan nenek moyang," ucap Mahfud.
Lebih lengkap mengenai gelar pahlawan nasional klik di sini: