TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Arie Hanggara, bocah 7 tahun tewas dianiaya orang tuanya sendiri, Machtino bin Eddiwan dan Santi binti Cece. Satu hari, di Jakarta, akhir November 1984, Arie dituduh Santi, ibu tirinya, mencuri uang. Sebagai sanksinya, ia dipukul dan disiksa hingga tewas oleh orang yang seharusnya menyayanginya.
Kekejaman ibu tiri tersebut sangat menyita perhatian masyarakat Jakarta. Sampai-sampai kisah itu membuat sutradara Frank Rorimpandey mengangkatnya ke layar lebar.
Judul filmnya sama dengan korban, Arie Hanggara.
Kini, setelah 28 thaun berselang, kisah nyaris sama terulang di Jakarta. Bahkan lebih tragis lagi, karena korbannya menimpa bayi di bawah lima tahun (balita), yakni Aini Junistisia (4 tahun). Ia akhirnya tewas di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (29/11/2012), setelah empat hari koma karena diduga dianiaya Nurlena Amanda (26), ibu tirinya.
Ayah kandung korban, Nahnu Hadi Saputra (43), saat ditemui di kediaman kerabatnya di bilangan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, mengatakan, kejadian diduga berlangsung Minggu (25/11/2012), dini hari. Saat itu, Nahmu masih sibuk menjaga warung internet, miliknya, di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan.
Dini hari itu, Nurlena, mengabarinya tentang sesuatu kabar buruk menimpa Junis, putri bungsunya. Ia segera bergegas pulang ke kontrakan mereka di kawasan Pondok Betung, Pondok Aren, Tanggerang Selatan, dan mendapati putri bungsunya sudah tidak sadarkan diri.
Nahnu membonceng Nurlena dan Junis, segera dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati. Turut serta, Tiara Amanda (8), kakak Junis.
"Tiara disuruh tinggal tidak mau. Dia mengaku takut sendirian di rumah, akhirnya kami semua, berempat, naik sepeda motor," ujar Nahnu.
Menurut cerita Nurlena kepada Nahnu, Junis yang tengah membandel itu pada Sabtu malam (24/11/2012) diminta agar tidur. Namun bocah itu terus terbangun dan bermain sesukanya. Nurlena, yang tengah hamil 6 bulan, kemudian meminta Tiara mengawasi dan mengajak sang adik tidur.
Namun Junis tidak kunjung lelap. Dia berdiri di tempat tidur sembari menggoyang-goyangkan tangan dan menggelengkan kepala.
"Akhirnya Tiara menendang Junis sampai jatuh dari tempat tidur ke lantai, terus tidak sadar," ujar Nahnu mengutip penuturan Nurlena.
Seakan menutupi alibi, pascakejadian, Nurlena bahkan setia menunggui Junis selama dirawat di rumah sakit. Bahkan istri keduanya itu tidak tidur selama berhari-hari, karena menunggui Junis yang terbaring koma.
Informasi mulai terkuak setelah ibu kandung korban, Agusdiana Ekawati (28), membesuk ke rumah sakit, Selasa (27/11/2012), setelah dua hari Junis dirawat. Saat dihubungi Tribun, kemarin, ia menuturkan, mendapat kabar dari pihak rumah sakit, luka lebam di sekujur tubuh Junis sangat mencurigakan, diduga karena kekerasan. Agusdiana kemudian mengadukan hal itu ke Polisi.
Polisi bertindak cepat, menindaklanjuti aduan Agusdiana. Orang pertama yang dimintai keterangan adalah Tiara, kakak korban, yang saat kejadian berada di rumah bersama korban dan Nurlena.
Akhirnya putri sulungnya itu membongkar misteri luka di sekujur tubuh Junis. Tiara mengungkap perilaku buruk Nurlena, kepada anak tirinya. Penyebab Junis koma, kata Tiara, karena bagian bokong adiknya itu ditendang Nurlena. Tendangannya cukup keras, sehingga korban tersungkur dan seketika tak sadarkan diri.
*Berita Lengkap Tribun Jakarta Digital Newspaper Silakan Klik Disini