TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus E Meliala menilai, kecelakaan maut di ruas Tol Jagorawi KM 3+350 yang melibatkan anak Hatta Rajasa, M Rasyid Amarullah Rajasa, menjadi ujian berat untuk polisi.
"Saya tidak menafikan, ada satu kekhususan untuk kasus ini. Tapi, harus ada benang merah sama dalam penegakan hukum. Taruhan bagi polisi sangat besar dalam kasus ini," kata Adrianus kepada wartawan termasuk Tribunnews.com, di Mapolres Jakarta Timur, Kamis (3/1/2013).
Menurut Kriminolog Universitas Indonesia, perlakuan khusus yang diberikan polisi untuk anak pejabat dinilai wajar. Namun, perlakuan khusus jangan untuk jangka waktu yang lama.
"Perlakuan khusus masih wajar, tapi proses hukum harus tetap berjalan. Satu sampai empat hari boleh lah. Walau ada perlakuan khusus, tetap harus ada batasnya. Kalau lebih dari empat hari, saya akan berkata lain lagi," ujar Adrianus
Adrianus menambahkan, polisi jangan sampai jadi palang pintu untuk sebuah kasus. Karena, banyak prestasi penting yang harus diraih kepolisian sebagai pengayom masyarakat.
"Polisi jangan menguras 'tabungannya' sendiri untuk satu kasus. Polisi jangan pasang badan buat satu orang saja, masih banyak yang penting, dan masih ada yang lebih berharga untuk polisi," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, kecelakaan antara mobil BMW dan Daihatsu Luxio, di ruas tol Jagorawi pada Selasa (1/1/2013) pagi, membawa luka mendalam bagi pasangan Eman (37) dan Enung (30).
Liburan tahun baru bersama kedua anak mereka Rifan (8) dan Muhammad Raihan (1,5), berakhir maut.
Raihan harus meregang nyawa setelah mobil angkutan umum berplat hitam yang ditumpangi keluarga ini, ditabrak dari belakang oleh mobil BMW X5 berplat nomor B272HR, yang melaju dengan cepat dari arah Utara (Jakarta) menuju Selatan (Bogor).
Selain menewaskan Raihan, hingga kini Enung dan Ripal, harus dirawat secara intensif di Ruangan Cendrawasih Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. (*)