"Ibu tidak usah kaget. Memang beginilah politik," katanya menirukan ucapan Anas. Setelah mendengar ucapan itu, dia langsung salat dan berdoa.
"Bagi kami, apa yang terjadi pada Anas ini bukan cobaan. Ini hanya masalah waktu yang membuat Anas menjadi sosok matang, baik sebagai kepala kelaurga maupun tokoh politik," tambah Agus Nasirudin, kakak Anas.
Selama di Jakarta, keduanya berinteraksi dengan Anas pada saat sarapan pagi. Disinggung siapa sosok di balik kasus yang menjerat Anas, Sriati dan Agus tidak ingin berandai-andai. Hanya saja, Sriati tampak gusar ketika disebut nama mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin.
"Sudah jangan sebut dia (Nazzarudin)," tandasnya.
Nazaruddin adalah orang pertama yang mengungkap dugaan keterlibatan Anas dalam sejumlah proyek, termasuk proyek Hambalang.
"Ibu sudah biasa menjadi ibunya politisi. Beliau sudah terbiasa dengan embusan isu yang menerpa adik-adik saya," kata Agus, Sekretaris Desa (Sekdes) Ngaglik.
Selain Anas, anak ketiga Sriati, Anna Luthfie juga seorang politisi.
Anna saat ini merupakan anggota DPRD Jawa Timur dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Anna bahkan sempat maju sebagai Wakil Bupati Tulungagung berpasangan dengan Bambang Adhyaksa, namun kalah suara dari pasangan Syahri Mulyo dan Maryoto Bhirowo.
"Saya membebaskan anak-anak mau jadi apa. Kalau mau jadi politisi harus siap hadapi risikonya. Mereka jauh lebih mengerti daripada saya," kata Sriati. Dia bahkan tidak melarang Anas kembali ke kancah politik setelah urusan hukumnya tuntas.
"Silakan KPK usut. Itu memang tugas mereka. Kami lebih mengenal Anas. Dia tidak seperti yang dituduhkan," katanya.