TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski hujan mengguyur, Danny Mugianto tak surut mendatangi bekas Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum di kediamannya, Jalan Teluk Langsa, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (26/2/2013).
"Saya kawan dari kecil. Saya mau mampir kebetulan kita di Jakarta juga. Kita di kampung sekali-kali ketemu. Kedatangan saya enggak ada kepentingan dengan kejadian sekarang," ujar Danny kepada wartawan saat tiba bersama temannnya ke rumah Anas.
Danny enggan membahas persoalan hukum yang mendera Anas saat ini. Ia juga membantah, meski memiliki firma hukum, datang untuk membicarakan bantuan kepada Anas karena yakin jika temannya ini sudah menunjuk tim penasihat hukum.
"Soal dia bersalah atau tidak, saya pribadi biar hukum yang membuktikan," papar Danny yang mengenang sosok Anas memiliki sikap kepemimpinan menonjol. "Saya kenal dia sebagai pribadi yang cukup leaders, panutan di kampung. Dia pernah menjadi pengerek bendera 17-an."
Kedekatan Danny bersama Anas dilaluinya ketika masih kecil. Anas tinggal berbeda desa dengan Danny di Desa Tugu Rante, Blitar. Di desa ini, Anas bersekolah. "Kebetulan keluarga kami sebelahan. Saya teman kampung di Tugu Rante, suatu desa di Blitar," paparnya lagi.
Disinggung soal ucapan Anas yang bersedia digantung di Monas kalau terbukti memakan uang korupsi Hambalang, menurut Danny tidak benar-benar diucapkannya. Ucapan Anas dilihat Danny hanya ungkapan emosional.
"Saya rasa ucapan emosional dan spontanitas emosional saja. Soal benar tidaknya harus dikembalikan ke yang bersangkutan. Saya kira spontanitas saja. Itu dikatakan Anas sebagai suatu keyakinan dirinya tidak berbuat," tegasnya.
Klik:
- Pemkab Maros Latih Pengusaha Kecil
- Bupati Sinjai Batal Bersaksi di Pengadilan Tipikor
- Syahrul Ditemani Kadis dan Politikus Golkar Makan Sian