TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - M. Qodari, Peneliti Indo Barometer, mengatakan pamor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah luntur di tubuh Partai Demokrat. SBY bukan lagi figur kuat.
Penurunan pamor SBY itu dimulai ketika calon ketua umum yang dijagokan SBY, Andi Mallarangeng, kalah telak.
"2010 terjadi penurunan pamor SBY dengan kekalahan Andi Mallarangeng. Selisihnya jauh sekali (dengan calon ketua umum lainnya). Sudah terjadi perubahan. Itu titik penting. Dulu SBY yakin siapa yang dia jagokan menang," ujar Qodari dalam diskusi bertajuk 'Efek Anas Makin Panas' di Warug Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (2/3/2013).
Pamor SBY semakin menurun dengan banyaknya kasus korupsi yang menggerogoti kader Demokrat.
SBY selau figur sentral Partai Demokrat sebelumnya tidak bisa berbuat apa-apa terjadap kader-kader yang terjerat kasus rasuah tersebut.
"Sekarang muncul variabel-variabel lain yang mempengaruhi pamor SBY. Misalnya status korupsi. Pak SBY tidak bisa disiplinkan. Sekarang fakta SBY tidak sepenuhnya angkat elektabilitas Demokrat," tukasnya.
Padahal, kata Qodari, sejak awal terbentuknya Demokrat SBY adalah figur sentral. Jika ada konflik, khusunya peridoe 2001-2005, bisa diselesaikan dengan SBY turun tangan.