TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik yang juga pengajar di Universitas Indonesia (UI), Effendi Gazali berharap isu penyingkiran Abraham Samad dari kursi ketua KPK tidak benar adanya.
"Semoga isu itu tidak benar!" katanya kepada Tribunnews.com di Jakarta, Rabu (27/3/2013).
Effendi mengatakan kalaupun isu semacam itu benar adanya, maka yang rugi adalah KPK sendiri.
Bila adanya upaya penyingkiran Abraham Samad lanjut Effendi, maka akan ada banyak pendukung dan pengagum kinerja Ketua KPK akan bersuara mendukung.
"Saya yakin di luar, banyak pendukung dan pengagum Abraham Samad yang tegas dan berani menanggung resiko," jelasnya.
Namun, dia berharap isu tersebut tidak benar.
"Lagipula kalau kolegial kolektif, 3 tandatangan Pimpinan, sudah kolegial kan? Semoga saja isu tersebut tidak benar!" katanya.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengungkapkan adanya upaya rekayasa menyingkirkannya dari KPK.
Penyingkirannya dari KPK direncanakan melalui isu kasus kebocoran draft sprindik tersangka Anas Urbaningrum.
Abraham menyatakan, kasus kebocoran yang ternyata juga berujung pada penetapan Anas Urbaningrum sebagai tersangka itu adalah sebuah upaya rekayasa yang sengaja diciptakan. Bahkan, dia menuding ada pihak-pihak yang memang dengan sengaja mengarahkan pelaku pembocor sprindik itu kepada dirinya.