TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pihak manajeman Lion Air belum mengetahui penyebab dari karamnya Pesawat Lion tipe Boeing 737-800 Next Generation di Pantai Kadonganan, Bali, Sabtu (13/4/2013).
Edward Sirait, Direktur Umum Lion Air, mengatakan pesawat tersebut jatuh pada perjalanan Palu-Banjarmasin-Bandung-Bali dari pukul 06:00 WIB sampai dengan 15:30 WIT. "Pesawat jatuh pada Pukul 15:30 WIT sampai sekarang kami belum mengetahui nilai kerugian dari jatuhnua pesawat ini," kata Edward Sirait dalam Jumpa Pers di Kantornya, Jakarta (13/4/2013).
Edward menegaskan tidak adanya permasalahan teknis ataupun non teknis karena kondisi pesawat masih dalam kondisi baik. Pilot pun berada dalam kondisi sehat ketika terbang pada hari ini. Pesawat berharga Pesawat 80-90 juta dollar AS ini juga baru didatangkan pada 18 Maret 2013 dan berada dalam kondisi layak terbang.
"Saya tidak ketahui Ghozali, sang pilot punya jam terbang yang cukup lama sebanyak 10.000 jam terbang, pesawat juga baru didatangkan dari AS, saya belum mau mengatakan kondisi ini karena masih spekulasi," katanya.
Edward hanya mengatakan sudah ada 18 orang yang dirawat tim medis di berbagai RS di Bali. Jumlah ini terdiri dari RS Harapan Ibu dan RS Sanglah. Namun lagi-lagi, Lion air itu masih bungkam ketika ditanyai penyebab dari kecelakaan tersebut. Menurutnya pesawat tersebut baru lima kali landing.
Adapun pesawat tersebut berkapasitas 184 orang penumpang. Pada perjalanan Bandung menuju Bali pesawat ini berisikan 101 penumpang dengan 7 kru awak pesawat. Semua kondisi kru awak pesawat masih sehat dan normal.