Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga
Tribunnews.com, Jakarta- Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali menilai Ketua Komisi Yudisial Erman Suparman layak mendapat apresiasi dalam memimpin KY.
Menurut Effendi, sebagai pengawas hakim, Erman sebenarnya memiliki keterbatasan terkait pengawasan eksternal karena adanya keputusan Mahkamah Konstitusi tahun 2006.
"Fungsi pengawasan mereka menjadi terdegradasi. Untung ada Undang-Undang No 18 Tahun 2011 yang kemarin mengangkat beberapa peluang untuk melakuan pengawasan eksternal," ujar Effendi saat menghadiri peluncuran buku 'Erman Suparman, Penjaga Marwah Hakim' di KY, Jakarta, Selasa (23/4/2013).
Effendi juga menilai Erman berperan besar dalam memperbaiki landasan bekerja para hakim dan menciptakan hakim tersebut bekerja sesuai dengan hati nurani.
Tentu buah pikiran dan kinerja KY yang banyak menangkap hakim nakal tentu merupakan nilai positif untuk Erman.
Sayangnya, perjuangan-perjuangan Erman dalam menegakkan etik tersebut, kata Effendi, tidak dikupas habis dalam buku ini.
"Memang adanya persoalan yang muncul di buku ini nggak banyak terlukiskan (kisah Erman menangkap hakim nakal) walau kita tentu membaca dan mendengarnya dari media massa, " kritiknya.