Tribunnews.com, KEBUMEN — Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggerebek sebuah rumah kontrakan di Dusun Kembaran, Desa Ungaran, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Rabu (8/5/2013) malam. Di lingkungan tersebut, para terduga mengenalkan diri sebagai penjual jamu.
Berdasarkan informasi dari beberapa warga sekitar, kontrakan itu baru disewa sekitar sepekan hingga 10 hari terakhir. Menurut Wahyuningsih, warga setempat, rumah itu adalah milik almarhum Suswandi, yang kini dikelola mertuanya bernama Maryatun.
Wahyuningsih mengatakan, penghuni rumah tersebut jarang bergaul dengan warga sekitar. Hingga lewat tengah malam, penggerebekan masih berlangsung. Warga dilarang mendekat ke lokasi dan hanya bisa memantau dari jarak terdekat 100 meter. Sebelum penggerebekan, warga di sekitar rumah yang digerebek itu juga sudah diungsikan petugas.
Sebelumnya, Rabu (8/5/2013) petang, di Kabupaten Bandung, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengatakan, penangkapan terduga teroris di Kebumen memang masih pada tahap negosiasi. "Untuk yang di wilayah Kebumen, kita masih melakukan negosiasi. Mudah-mudahan berjalan lancar," kata dia, di lokasi penggerebekan serupa di Kabupaten Bandung.
Menurut Timur, para terduga teroris yang serempak digerebek Densus 88 Mabes Polri di beberapa wilayah terkait dengan beberapa jaringan yang disebut polisi sebagai kelompok teroris Poso, Makassar, Solo, Jakarta, Tambora, dan Bekasi. Sepanjang Rabu (8/5/2013), Densus menggerebek dan membekuk setidaknya 11 terduga dengan tiga di antaranya tewas tertembus timah panas polisi.