TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siti Khadijah, perempuan berusia 55 tahun itu masih mengingat perihal keberadaan terduga teroris Abu Roban (41) alias Untung alias Bambang Nangka di Jakarta. Bibi pentolan teroris yang ditembak mati Tim Densus Antiteror di Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/5/2013) sore, mengatakan, Untung datang ke Jakarta dari kampungnya di Semarang, Jawa Tengah, pada Desember 2005. Kepada Siti, kala itu Untung menyampaikan niat berjualan nangka di Jakarta.
Masih di bulan itu, Untung mendatangi Bambang, Ketua RT 09/01 Kelurahan Cipulir. Untung meminta dibuatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Sebelumnya, ia telah meminta kepada Siti agar dimasukkan dalam Kartu Keluarga (KK). "Jadi, sebenarnya dia bukan warga sini. Cuma alamatnya saja yang numpang sama saya," tegas Siti.
Ia menambahkan, "Dia minta dibuatin KTP karena mau usaha nangka katanya. Waktu itu usaha nangkanya memang jalan, nggak jauh dari rumah saya. Dia kumpulin nangka dari kampung, terus dia suplai ke Superindo."
Tak lama tinggal di Cipulir, Untung kemudian pamit mau pindah konter di Arteri Pondok Indah. "Tapi saya nggak tahu lokasi tepatnya. Setelah itu, nggak lama konternya digusur," kata Siti.
Pasca konter nangkanya digusur, Siti mengaku benar-benar tak tahu lagi dimana Untung tinggal. "Terakhir ketemu, ya yang dia minta maaf itu. Tiga bulan lalu," papar istri dari Rifki (56), petugas makam TPU Cipulir tersebut.