TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berkas bakal calon legislatif Senayan yang disodorkan 12 partai politik bukan saja banyak tidak memenuhi syarat, tapi juga ada sekitar 15 sampai 20 orang yang jenis kelaminnya tertulis salah.
"Memang tidak banyak. Yang kita temukan sekitar 15 sampai 20 orang bacaleg. Paling banyak itu dari PKB, dan ada juga di Demokrat," ungkap Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini di Jakarta, Minggu (12/5/2013).
Titi mencontohkan, salah satu bacaleg PKB yang jenis kelaminnya salah tertulis adalah Helmy Faisal Zaini yang juga Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
Helmy berangkat dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat dengan nomor urut satu. Nama Helmy tercantum dengan jenis kelamin P atau perempuan. Perludem saat menganalisa data menyangka nama yang dimaksud keluarga Helmy.
"Kita sempat mengira ini istrinya atau siapa. Mamun ternyata benar dia menteri. Yang kedua ada doktor Kurtubi. Semua orang Indonesia tahu siapa dia. Ada juga Dita Indah Sari yang ditulis laki-laki. Itu nama yang kita kenal," terang Titi.
Untuk memastikan nama-nama, benar berdasar jenis kelaminnya Perludem mengkrosceknya lewat media sosial seperti Facebook, Google, dan sebagainya. Karena ada nama yang tidak bisa dipastikan apakah berkelamin laki-laki atau perempuan.
"Ada yang memang namanya itu perempuan ternyata nama laki-laki. Dan ada juga yang namanya seperti laki-laki tetapi keterangannya perempuan, dan ketika cek memang perempuan," tukasnya.
Kesalahan penulisan jenis kelamin pada bacaleg ini, Titi menyangka, bisa disebabkan karena dua faktor, pertama karena partai yang merekap buru-buru, dan bisa juga dari verifikator KPU. Semua itu memang masih harus dikonfirmasi lebih lanjut.
"Itu salah satu yang akan kita jadikan masukan. Mumpung KPU saat ini sedang terbuka di awal. Sehingga ketika DCS, ini tidak terjadi lagi. Jangan sampai KPU meloloskan partai yang tak penuhi persyaratan sperti ini," tukasnya.