TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Enny Sri Hartati, Direktur Indef, mengkritik sikap pemerintah yang menghubung-hubungkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Dikatakan Enny, BBM naik atau tidak naik, negara berkewajiban untuk melindungi masyarakat miskin.
"Kenapa pembahasan BBM selalu disandingkan BLSM? Dulu BLT (Bantuan Langsung Tunai, red). Nggak ada hubungannya. Kewajiban negara melindungi masyarakat miskin BBM naik atau tidak naik," ujar Enny saat diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (1/6/2013).
Enny juga menengarai konsep BLSM yang dikatakan pemerintah untuk melindungi masyarakat miskin tidak tepat. Sebab, kata Enny, dampak BBM tidak bersifat sementara melainkan bersifat lama.
"Kalau memang tujuannya melindungi masyarakat miskin, kenapa bentuknya BLSM? Namanya aja sementara. Dampak kenaikan BBM kan tidak sementara," kata Enny.
Lebih jauh dikatakan Enny, kenaikan harga BBM tahun ini dipandang perlu berdasarkan kajian objektif dimana jika BBM tidak kunjung dinaikkan, subsidi tahun 2014 akan menembus angka Rp 400 T. Sementara untuk tahun 2013, subsidi menembus Rp 350 T.
"Yang pasti kalau kita tetapĀ membiarkan harga BBM seperti sekarang, tahun 2014 kita akan alami subsidi pasti menembus Rp 400 T," ujarnya.