TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rohaniawan Katolik Franz Magnis Suseno memandang pernyataan Dipo Alam yang mengatakan tidak baik pemimpin Islam dicerca oleh yang nonMuslim mengancam hak minoritas untuk mengeluarkan pendapat.
Romo Magniz menilai pernyataan Dipo tersebut seharusnya dipersoalkan.
"Nah ini sesuatu yang seharusnya dipersoalkan. Jangan-jangan dia mau mengatakan bahwa minoritas tidak boleh menyatakan pendapat mereka, kalau dia mengatakan mayoritas boleh bicara minoritas harus lepas dari fakta," ujar Magniz di Gedung Margasiswai, Menteng, Jakarta, Senin (3/6/2013).
Dikatakan Romo Magnis, mayoritas dan minoritas di Indonesia sama hak dan kewajibannya. Sehingga, komentar Dipo tersebut kata dia, sudah melenceng dan keluar rel.
"Tetapi tentu mayoritas dan minoritas sama haknya, mungkin itu sedikit keluar rel beliau waktu mengatakan itu," kata dia.
Romo Magnis pun berharap agar seluruh komponen pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif, menghormati kebebasan dan hak berpendapat minoritas.
"Ini saya kira diluar rel, tentu saja saya mengharapkan seluruh establishment politik terkait eksekutif dan yudikatif, bahwa hak minoritas untuk menyampaikan pendapat itu sepenuhnya dihormati, apalagi tentang situasi minoritas," ujar pria kelahiran Jerman tersebut.
Sekedar informasi, Dipo Alam mengerluarkan pernyataan melalui aku twiternya @dipoalam49 mengatakan 'umaro, ulama dan umat Islam di Indonesia secara umum sudah baik, mari liat kedepan, tidak baik pimpinannya dicerca oleh yang non-muslim FMS'.
Tweeps Dipo tersebut merupakan bentuk pernyataan Dipo mengomentari protes keras Romo Magnis yang memprotes penganugeraan 'World Statesman Award' dari Appeal of Conscience' yang berbasis di Amerika Serikat.