Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Mohamad Yusuf
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wafatnya Taufiq Kiemas memberikan duka mendalam bagi kebanyakan orang. Bahkan, bagi pekerja sapu jalanan sekalipun.
Salah satunya Sri Mulyani (48), tukang sapu jalanan di sekitar rumah almarhum, Jalan Teuku Umar No 27A, Menteng, Jakarta Pusat.
Menurut Sri, sosok Taufiq Kiemas adalah orang yang baik, dermawan, dan rendah hati. Sebab, ketika bertemu para penyapu jalan, Taufiq kerap menyapanya dengan ramah.
Bahkan, Taufiq tak segan merogoh koceknya, untuk memberikan uang kepada para penyapu jalan.
"Pak Taufiq sudah kayak bapaknya tukang sapu di sini, dia sangat peduli. Kalau ketemu di jalan, dia suka berhenti dan ngasih uang," kata Sri saat ditemui Warta Kota (Tribunnews.com Network) di dekat rumah almarhum, Minggu (9/6/2013).
Jumlahnya pun dirasa lumayan bagi Sri. Ia dan para penyapu jalan lain, kerap menerima uang Rp 50.000 hingga Rp 100.000 ketika bertemu Taufiq di jalan.
"Malah pernah bapak (Taufiq Kiemas) ngasih uang Rp 1 juta pas tahu saya tertabrak mobil saat lagi nyapu di jalan," ungkap ibu dua anak.
Sri menceritakan, peristiwa itu terjadi pada 2006 silam. Saat itu, Sri sedang menyapu di sekitar Jalan Teuku Umar. Namun, tiba-tiba ia terserempet sebuah mobil.
Sri terpental dan dahi kirinya sobek. Ia pun sempat dirawat rumah sakit beberapa hari. Dahi kirinya menerima beberapa jahitan. Namun, setelah ke luar rumah sakit, ternyata pengawas Sri memberinya Rp 1 juta.
"Katanya dari Pak Taufiq Kiemas, saya kaget bukan main. Saya benar-benar terharu, enggak nyangka bapak sebaik itu sama saya," papar Sri yang mengenakan seragam sapu jalan berwarna hijau, sambil berlinang air mata.
Bahkan, ibu yang sudah 13 tahun menjadi tukang sapu jalan di kawasan tersebut, juga mengaku pernah dibantu untuk biaya sekolah kedua anaknya.
Saat itu, ia membutuhkan uang untuk membeli peralatan sekolah dan pendaftaran anak-anaknya.
"Bapak tanya kabar anak-anak pas saya ketemu di jalan lagi nyapu. Saya bilang udah mau masuk sekolah ajaran baru. Bapak tanya, sudah beli alat sekolah apa belum, ya saya bilang belum, karena enggak ada uangnya," kenang Sri.
Lalu, ketika ditanya butuh uang berapa, Sri bilang butuh Rp 300.000 untuk biaya kedua anaknya. Saat itu, sambil di dalam mobil, Taufiq langsung memberinya uang Rp 500.000.
"Saya langsung nangis, saya terharu, pas dapat uang itu, enggak nyangka Bapak baik banget, padahal saya cuma tukang sapu jalan," tutur Sri yang hanya berpenghasilan Rp 1 juta per bulan.
Warga Jalan Payakumbuh Kandang Kuda, Pasar Rumput, Manggarai, juga mengaku senang, karena setiap lebaran mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya) dari almarhum.
"Setiap penyapu jalan dapat Rp 200.000 dan sembako setiap Lebaran, jelasnya. (*)