News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rencana Kenaikan Harga BBM

Sutan Bathoegana: PKS Lagi Lompat Indah, Kita Capek Nunggunya

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Sutan Bathoegana (kanan) mengadakan jumpa pers untuk membantah terlibat korupsi di Kementerian ESDM yang saat ini kasusnya ditangani KPK, di ruang wartawan DPR, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2011). Sutan disebut oleh terdakwa kasus korupsi pada proyek solar home system (SHS) di Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Ridwan Sanjaya, terlibat bersama pihak dari kepolisian dan kejaksaan bermain dalam proyek yang merugikan negara sebesar Rp 131,2 miliar. (tribunnews/herudin)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan menolak kenaikan harga BBM. Namun, PKS tetap mempertahankan tiga menterinya di kabinet Indonesia Jilid II.

Hal itupun mendapat tanggapan dari Ketua DPP Demokrat Sutan Bathoegana. Ia mengatakan seluruh anggota koalisi seharusnya mengikuti aturan main yang berlaku.

"Aturan main di Setgab ini atau kita katakan lah setgab itu kan kumpulan partai yang berkoalisi atau koalisi lah. Dalam koalisi ini kan ada code of conduct-nya, ada kesepakatan yang diambil bersama," kata Sutan di Jakarta, Minggu (16/6/2013).

Sutan menganalogikan partai yang dipimpin Anis Matta itu sedang melakukan lompat indah. Ia memprediksi menteri asal PKS akan dicopot karena melawan kebijakan SBY.

"PKS menurut saya, lompat-lompat indah dia. Kadang-kadang melompat terlalu jauh. Kita capek untuk nunggunya. Hilang lah satu menterinya, iya kan waktu tahun lalu? Dan sekarang, kayaknya lebih parah lagi lompatannya. Bisa saja kejadian seperti yang tahun lalu. Kalau memang mereka tetap, katakan lah melawan kebijakan pemerintah," ungkap Ketua Komisi VII itu.

Sutan mengingatkan bahwa aturan setgab koalisi bahwa partai yang tidak mendukung kebijakan pemerintah dipersilahkan keluar.

"Partai yang tidak mau ikut mendukung kebijakan pemerintah, dipersilahkan keluar. Kan begitu bahasanya, itu kan dipersilahkan. Kalau mereka tidak keluar, mungkin ada sanksi dari Ketua Setgab ini. Yang ngerasain menteri PKS, kalau PKS senang dikurangin, makanya silakan PKS begitu," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini