TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hampir semua lapisan masyarakat menolak kenaikan harga bahan bakar minyak jenis bensin premium dan solar, tak terkecuali pemilih partai Demokrat sebagai partai berkuasa di Pemerintahan.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby mengatakan, penolakan kenaikan harga BBM merata di semua lapisan masyarakat, laki-laki dan perempuan, penduduk kota dan desa, kaya dan miskin.
"Bahkan, partai koalisi Pemerintah pun menolak. Pemilih Partai Demokrat tidak setuju BBM naik 77,56 persen," ujar Adjie saat diskusi, 'Politik Kebijakan BBM, BLSM, dan Efek Elektoralnya,' di kantor LSI, Jakarta, Minggu (23/6/2013).
Dari sekian partai koalisi pendukung pemerintah, pemilih PKB paling banyak menentang kenaikan harga BBM, yakni 85,65 persen, disusul PKS (82,56), PPP (82,06 persen), Golkar (80,81 persen), PAN (66,21 persen).
Sementara pemilih PDI Perjuangan sebanyak 86,69 persen tidak setuju harga BBM naik. Dan pemilih Hanura jumlahnya 85,88 persen ikut menolak. Adapun sebanyak 80,33 persen pemilih Gerindra sama juga tidak setuju BBM naik.