TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakapolri Komjen Nanan Soekarna mengatakan, seorang polisi menembak harus karena tugas.
“Kalaupun polisi memukul dan menembak, harusnya karena tugas, kewajiban, dan tanggung jawab. Bukan karena hal pribadi, emosional, dan sebagainya,” kata Nanan menyikapi tragedi penyerangan Pos Polisi Muara Rupit, Musi Rawas, Sumatera Selata, Selasa (2/7/2013), saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (3/7/2013).
Siapapun anggota polisi yang menembak di luar ketentuan, lanjutnya, harus ditindak.
“Tidak boleh karena pribadi, emosi, dan kesal melakukan tindakan seperti itu. Harus diusut siapapun anggota kepolisian,” tegasnya.
Sesuai komitmen Polri, paparnya, institusi Bhayangkara harus tetap diawasi, dikoreksi, dan ditegur. Itu berlaku terhadap anggota Polri di level mana pun.
Tapi, bila kepolisian sudah melakukan tugasnya sesuai ketentuan, Nanan berharap masyarakat pun mendukung Polri.
“Tapi kalau tidak, maka polisi harus bertindak tegas. Nah, ini yang harus disinkronkan. Jadi, kalau polisi sedang benar ya didukung, kalau salah ya diawasi dan ditegur,” paparnya.
Menyikapi pernyataan Komnas HAM yang mengatakan bahwa ada pelanggaran HAM dalam kasus Musi Rawas, Nanan mempersilakan Komnas HAM mengusutnya.
“Silakan diusut, kepolisian tidak ada niat untuk ngeles. Silakan, kami terbuka dan diusut,” ucapnya.
Sementara, Kepala Bagian Penerangan Satuan Divisi Humas Polri Kombes Rana S Permana, menuturkan kronologi kejadian.
Peristiwa tejadi saat anggota kepolisian menangkap residivis pencurian dengan kekerasan bernama Herlika bin Hasan, dan Saiful bin Hasan.
Saat akan disergap, kedua pelaku pencurian dengan kekerasan yang merupakan kakak beradik, melakukan perlawanan dengan menembakan senjata api rakitan ke arah petugas.
Petugas pun terpaksa menembak pelaku sampai akhirnya Herlika meninggal saat dibawa ke rumah sakit. Sementara, kakaknya, Saiful, melarikan diri.
Dalam pelariannya, Saiful kemungkinan bercerita kepada warga yang menyulut amarah massa terhadap kepolisian. Warga pun mendatangi Mapolsek Muara Rupit yang merupakan gedung sementara yang dipinjam dari kantor pajak.
Warga yang amarahnya tidak terbendung, lalu membakar mapolsek. Mapolsek Rawas Ulu juga dibakar warga, pun satu rumah dinas Kapolsek Rawas Ulu dan satu unit barak atau perumahan anggota Polsek Rawas Ulu.
“Untuk mengantisipasi dan menjaga keamanan, telah diperbantukan Satu SSK Polda Sumatera Selatan, dua SSK Brimob Polda Sumatera Selatan, 1 SSK Brimob Polda Jambi, dan tim lain untuk membantu,” ungkap Rana.
Saat ini kondsi di Musi Rawas sudah mulai kondusif, setelah sebelumnya sempat terjadi penutupan jalan. Setelah dilakukan negosiasi, akhirnya kondisi berangsur pulih. (*)