TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto mengatakan, pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais hanya wacana.
Karena, menurutnya, hingga kini PAN masih tetap berpegang pada amanat Rakernas, bahwa Ketua Umum PAN Hatta Rajasa menjadi calon presiden, dan tidak ada alternatif menjadi cawapres.
Sebelumnya, Amien Rais menyarankan kepada Hatta Rajasa agar tidak bersikukuh maju menjadi calon presiden di Pemilihan 2014.
Dia menyatakan, bila kemungkinan Ketua Umum PAN kecil peluangnya menjadi capres, lebih baik bersedia maju menjadi calon wakil presiden (cawapres).
"Intinya, amanat dari rakernas itu (Hatta Rajasa) ya untuk presiden. Jadi, belum ada perubahan," tegas Bima Arya usai buka puasa bersama di kediaman Hatta Rajasa di di Widya Candra, Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Tapi, Calon Wali Kota Bogor bisa memahami apa yang disampaikan politisi senior PAN. Karena, menurutnya, dalam politik semua serba mungkin.
"Jadi, tergantung hasil (pemilu) legislatif. Kalau hasil legislatif bagus, ya amanat di rakernas bisa kami teruskan. Tapi kami lihat, kalau belum memungkinkan, skenario lain bisa kami tempuh," tuturnya.
Terkait kans Hatta bisa maju menjadi capres, Bima menyatakan masih tetap optimistis amanat Rakenas PAN bisa tercapai. Apalagi, masih cukup banyak waktu, yakni sekitar satu setengah tahun, dan sepanjang itu, dinamika politik masih terbuka untuk menaikkan elektabilitas PAN dan elektabilitas Hatta.
"Dua faktor itu kan yang memungkinkan. Tapi, bisa saja nanti elektabilitas Bang Hatta yang melampaui PAN, atau elektabilitas PAN juga naik, itu kan posisi tawar. Jadi, kalau kami lihat pemilu demi pemilu, selalu ada tokoh yang mengejutkan. Ada Gus Solah misalnya waktu itu, atau mungkin ada tokoh lain. Jadi kami lihat, masih serba mungkinlah," bebernya.
Walaupun nantinya hasil pileg mengecewakan, papar Bima, PAN akan tetap menjalankan amanat rakernas, yakni Hatta for presiden.
"Belum ada berubah. Kalau mau berubah, ya harus dibicarakan melalui rakernas. Apa yang disampaikan Pak Amien wacana, kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi. Tapi, kalau keputusan partai dan strategi partai, ya Hatta for president," jelasnya. (*)