TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik berdarah di Kairo, Mesir, belum lama ini antara militer dan warga menimbulkan korban jiwa. Untungnya, Indonesia lebih maju dari Mesir dalam menyikapi perbedaan dalam sistem berbangsa dan negara.
"Belajar dari hal ini, Indonesia lebih maju dari Mesir dalam menyelesaikan masalah. Tak ada lagi konflik antara Islam dan negara," ujar Pimpinan Ponpes Tebuireng Jombang, KH Salahudin Wahid di DKPP, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Pria yang akrab disapa Gus Sholah ini menilai, apa yang terjadi di Mesir adalah kudeta yang harus diselesaikan semua negara, tak terkecuali Indonesia. Pasalnya, proses pengambilalihan kekuasaan menimbulkan korban jiwa.
"Saya bersedih. Dan kita berharap semoga bisa segera selesai. Dan tak ada lagi korban jiwa yang berjatuhan. Mudah-mudahan bentroknya bisa distop dan tak ada lagi kekerasan," timpal Gus Sholah.
BBC melaporkan, setidaknya 136 orang tewas dan ratusan orang terluka akibat bentrokan yang terjadi sejak Jumat (26/7/2013) malam sampai Sabtu (27/7/2013) pagi. Bentrokan ini terjadi di beberapa sudut wilayah Ibukota Mesir di Kairo.