TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik, Heri Budianto menyatakan Indonesia harus menyatakan sikap tegas mengajukan protes kepada Australia menyusul adanya penyadapan yang dilakukan intelijen AS dan Inggris ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Karena menurut dia, yang dilakukan oleh Australia kepada presiden SBY selaku kepala negara sangat mencederai bangsa Indonesia.
"Saya menyarankan agar pemerintah kita melakukan protes dan harus menyatakan sikap tegas kepada Australia terhadap apa yang dilakukan oleh negara kangguru tersebut," kata Heri kepada Tribunnews.com, Senin (29/7/2013).
Menurut dia, apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengumpulkan informasi seberapa besar dan berpengaruh informasi yang disadap bisa saja dilakukan. Namun sebagai sebuah bangsa, Indonesia harus menyatakan sikap.
"Saya kira saatnya presiden SBY menyatakan sikap, bila perlu meminta pertanggungjawaban dan meminta penjelasan tertulis dari pemerintah Australia akan hal itu," tegas dia.
Pertanyakan Intelijen
Selain itu dia melihat, ada hal yang perlu dikritisi dari kinerja intelijen, terkait disadapnya komunikasi Presiden oleh Australia.
"Apa yang dilakukan intelijen kita, sampai ini bisa terjadi. Mestinya informasi penyadapan ini tidak perlu kita tahu dari media Australia," ujarnya.
"Saya kira kelemahan intelijen kita perlu dipertanyakan. Mengapa informasi penyadapan justru kita ketahui dari media luar justru," tambahnya.
Lebih lanjut dia katakan, hal yang sangat penting dilakukan adalah pemerintah harus memperketat sistem pengelolaan informasi.
Selain itu, imbuhnya, mestinya kejadian ini menjadi bahan evaluasi bagi Pemerintah untuk memperkuat sistem informasi di Indonesia.
"Saya juga menyesalkan, kenapa ada kasus penyadapan kita baru tersadar kalau ada hal yang perlu tingkatkan dari sistem informasi kita, bukannya sejak awal mengikuti perkembangan teknologi," tandas dia.