News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Didi: Pastikan Apa yang Terjadi, Baru Ambil Sikap ke Australia

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPP Bidang Hukum Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Komisi III DPR, Didi Irawadi meminta Pemerintah segera mencari kebenaran kabar mengenai Australia mendapatkan manfaat dari laporan intelijen Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat (AS), tentang sejumlah pemimpin negara Asia, termasuk Presiden SBY, dalam pertemuan puncak G20 di London, Inggris pada 2009.

Pasalnya, kabar mengenai tindakan Australia terhadap Presiden SBY diketahui berasal dari media.

"Baiknya ditelaah dan dikaji lebih jauh. Karena yang menyatakan itu media Australia. Dicari tahu apakah benar demikian," ungkap anggota komisi yang mengurusi bidang Hukum, HAM, Keamanan dan pengurus antikorupsi dari Fraksi Partai Demokrat ini, kepada Tribunnews.com, Selasa (30/7/2013).

Dan kalau benar, menurutnya, perlu dimintai keterangan, dalam kaitan apa penyadapan itu dilakukan.

"Kita pastikan dulu sesungguhnya apa yang terjadi, benar tidaknya. Baru setelah itu kita mengambil sikap," tegasnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, dikabarkan mendapatkan manfaat dari laporan intelijen Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat (AS), tentang sejumlah pemimpin negara Asia, termasuk Presiden SBY, dalam pertemuan puncak G20 di London, Inggris pada 2009.

Menurut pemberitaan The Age, laporan itu kemudian digunakan Kevin untuk mendukung tujuan diplomatik Australia termasuk kampanye untuk memenangkan kursi di Dewan Keamanan PBB.

Dokumen intelijen yang sifatnya sangat rahasia itu, pertama kali dikirim ke Fairfax Media di bawah undang-undang kebebasan informasi, dan sempat juga disinggung oleh whistleblower intelijen AS Edward Snowden.

Snowden mengatakan, bahwa saat itu intelijen Inggris dan Amerika mentargetkan para pemimpin asing dan pejabat yang menghadiri pertemuan G20 2009 di London.

Mantan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard juga telah diinformasikan mengenai informasi tersebut.

Kepala Divisi Pertahanan, Intelijen dan Berbagi Informasi Australia, Richard Sadleir pada 17 Juni 2013, bertemu dengan Gillard untuk melaporkan bahwa dokumen yang dibocorkan oleh Snowden merupakan bukti bahwa Markas Komunikasi Pemerintah Inggris (GCHQ), mengoperasikan Pemecah kemampuan intelijen untuk mencegat komunikasi.

Kemampuan pengumpulan intelijen GCHQ di pertemuan G-20 itu diantaranya dapat menembus sistem keamanan smartphone BlackBerry delegasi untuk memantau email dan panggilan telepon.

Selain itu mendirikan warung internet yang memiliki program intersepsi email dan program mata-mata pasword akses dunia maya para delegasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini