TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden 2004-2009 Jusuf Kalla (JK) menilai, umat Islam di Indonesia tidak perlu melakukan aksi balas dendam, untuk bersolidaritas atas kekerasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar.
Apalagi, aksi balas dendam itu ditujukan kepada umat beragama lain di dalam negeri sendiri. Pasalnya, tekanan terhadap kelompok agama dapat memicu pembalasan di tempat lainnya.
"Saya harapkan, di dalam negeri, kita jangan mengadakan suatu aksi," kata JK di Kantor Dewan Mesjid Indonesia (DMI), Jakarta, Senin (5/8/2013).
Namun, JK kembali berharap agar etnis Rohingya dan etnis mayoritas di Myanmar segera menghentikan aksi saling menyerang.
Menurut JK, seluruh pemuka agama secara global harus mendorong perdamaian tesebut dan menyebarkan sikap toleransi. "Di era keterbukaan infomasi saat ini, seluruh dunia dapat menyaksikan yang dilakukan seseorang atau kelompok tertentu," tandasnya.
Seperti diberitakan, dua paket bahan peledak diletakkan di sekitar area Vihara Ekayana Arama, Minggu malam. Satu paket berhasil meledak, sementara satu paket gagal meledak dan hanya mengeluarkan asap.
Sebanyak tiga orang mengalami luka ringan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Peristiwa ledakan ini terjadi tak lama setelah kebaktian malam berakhir. Polri hingga kini masih mengusut motif dan pelaku aksi teror ini. (kompas.com)