TRIBUNNEWS.COM - Suara Rizky Agam bergetar. Anak almarhum Ilyas Abdurahman itu mengaku masih sakit hati mengingat kembali pernyataan aparat yang menyebut ada peristiwa pengeroyokan terhadap prajurit sebelum peristiwa penembakan di rest area Km 45 Jalan Tol Merak-Tangerang, Kamis (2/1/2025) dini hari.
Rizky Agam mengatakan, pernyataan Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata pada saat konferensi pers, Senin (6/1/2025) lalu, adalah penggiringan opini.
"Pada saat presscon saya hadir di Makoarmada dan saya di samping itu mendengarkan (pernyataan) terjadinya pengeroyokan 15 orang, padahal ini sangat menggiring opini sekali," ungkap Rizky Agam dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Jumat (10/1/2025).
Rizky menegaskan, tim rental mobil berusaha mengamankan pelaku yang sebelumnya telah melakukan penodongan senjata api.
"Ketika kita mengamankan orang tersebut pun bisa dilihat di CCTV begitu, dan kita bukan melakukan pengeroyokan, tapi mengamankan orang yang sebelumnya menodongkan pistol kepada kami waktu di Saketi," ujar Rizky.
Rizky menilai ada pernyataan aparat yang tidak pantas.
"Munculnya narasi kill or to be killed, saya masih trauma, saya sangat sakit hati sekali mendengar kata itu, membunuh atau dibunuh, itu rasanya tidak pantas dihadapkan kepada kami rakyat biasa, tidak dibekali dengan senjata.."
"Harusnya narasi tersebut boleh dikatakan begitu ketika berhadapan dengan pembegal atau teroris," tegas Rizky.
Terlebih, Rizky berada di lokasi kejadian.
"Saya yang memvideokan, saya melihat kematian ayah saya, kejadian ini sangat keji sekali untuk penembak ayah saya."
"Bayangkan, bisa cek CCTV, pelaku penembak itu sambil merokok sambil menembak dada ayah saya, saya sangat hati sekali melihat video tersebut," ungkapnya.
Baca juga: 4 Fakta Oknum TNI AL di Kasus Tewasnya Bos Rental: Ancam Tembak dan Tabrak Korban, Selalu Bawa Senpi
Pernyataan Denih Hendrata
Pada kesempatan konferensi pers, Senin lalu, Denih Hendrata menceritakan dirinya pertama kali menerima kabar insiden penembakan pada 2 Januari 2025.
"Saya pertama kali menerima laporan insiden ini, pada tanggal 2 Januari 2025, malam sekitar pukul 20.00 WIB dari Asintel Pangkoarmada RI."
"Bahwa tiga anggota yang pada saat itu di pangkalan Pondok Dayung, yaitu Sertu AA, Sertu RH, LK BA, di mana mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal di sekitar rest area KM 45 Tol Merak-Tangerang," jelas Denih.